Stimulus Ekonomi Berdampak Positif terhadap KebiasaanMenabung Masyarakat

Baca Juga

Oleh: Cahyo Widjaya)*

Pemberian stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah terbukti berdampak positif terhadapperubahan perilaku keuangan masyarakat, khususnya dalam hal menabung. Data terbarumenunjukkan bahwa kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi serta bantuan langsung yang diterima mendorong rumah tangga berpenghasilan rendah untuk mulai menyisihkanpenghasilannya. Momentum ini harus dijaga dan didorong terus agar menjadi pola kebiasaanyang lebih mapan di masa depan.

Indeks Menabung Konsumen atau IMK yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Juni 2025 mengindikasikan tren yang membaik. Angkanya berada di level 83,8 atau naik 4,8 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Penguatan ini ditopang oleh dua indikator utama, yakniIndeks Waktu Menabung yang meningkat menjadi 95,3 dan Indeks Intensitas Menabung yang melonjak ke angka 72,4. 

Dua komponen ini mengindikasikan bahwa masyarakat tidak hanya memiliki kecenderunganlebih kuat untuk menabung, tetapi juga mulai memperkuat komitmen dalam menjadikanmenabung sebagai bagian dari rencana keuangan mereka.

Peningkatan signifikan dalam IMK terutama terlihat pada rumah tangga berpendapatan hinggaRp1,5 juta per bulan. Kategori ini mengalami lonjakan sebesar 14,7 poin secara bulanan. Sementara itu, rumah tangga dengan pendapatan antara Rp3 juta hingga Rp7 juta juga mencatatkan kenaikan sebesar 7,2 poin. 

Namun demikian, kelompok rumah tangga berpendapatan menengah dengan rentang antaraRp1,5 juta hingga Rp3 juta justru mengalami sedikit pelemahan sebesar 1 poin. Ini mengindikasikan bahwa efek stimulus belum merata di semua segmen penghasilan menengah kebawah.

Menurut Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, tren positif ini mencerminkan perbaikandalam rencana dan intensitas menabung masyarakat. Ia mengaitkannya dengan sejumlahkebijakan pemerintah yang memberikan keringanan secara langsung terhadap pengeluaranrumah tangga. 

Beberapa bentuk stimulus yang dikategorikan berdampak langsung antara lain diskon tariftransportasi selama libur sekolah, bantuan sosial tunai, dan subsidi upah. Ketiga program inidinilai mampu memperkuat daya beli masyarakat dalam jangka pendek, sehinggamemungkinkan sebagian penghasilan tetap dialokasikan untuk tabungan.

Menariknya, data Survei Konsumen dan Perekonomian LPS juga menunjukkan bahwa sekitar73,3% responden mengaku pernah menabung. Persentase responden yang menyatakan tabunganmereka lebih kecil dari yang direncanakan juga menurun dari 56,7% di Mei menjadi 52,5% di Juni. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan efektivitas pengelolaan keuangan pribadiseiring dengan pulihnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi.

Seto Wardono juga menjelaskan bahwa beberapa faktor eksternal turut mempengaruhi penurunanIKK ini. Misalnya, kenaikan harga sembako, serapan tenaga kerja yang stagnan, serta hargapupuk yang relatif tinggi. Ditambah lagi, anomali iklim yang terjadi di sejumlah wilayah turutberimbas pada hasil panen, terutama tanaman holtikultura yang lebih rentan terhadapkelembaban tinggi. 

Meski petani padi masih dapat mengandalkan pasokan air irigasi, kelompok tani tanamanhortikultura menghadapi tantangan yang lebih serius. Dengan adanya tekanan dari sektorpertanian ini, sebagian rumah tangga di pedesaan menghadapi ketidakpastian terhadappendapatan mereka.

Meskipun demikian, bantuan sosial yang disalurkan pemerintah dinilai tetap mampu menjagadaya beli masyarakat berpendapatan menengah ke bawah. Selain itu, dukungan berupa perbaikaninfrastruktur umum dan pemberian stimulus ekonomi menjelang periode libur sekolah juga memberikan pengaruh positif dalam menahan laju penurunan IKK agar tidak lebih dalam. 

Dari sisi kebijakan pangan, langkah pemerintah dalam menyalurkan bantuan beras kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat juga menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas dayabeli. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwaanggaran belanja tambahan untuk bantuan ini sudah diterima dan penyalurannya akan dimulaibulan Juli. Program bantuan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mempertahankankonsumsi rumah tangga dan menstabilkan harga pangan pokok di tengah gejolak harga pasar.

Dalam rapat koordinasi yang digelar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga menerima laporan dari sejumlah instansi terkait mengenai perkembangan stimulus ekonomi. Salah satu yang disoroti adalah implementasi diskon transportasi yang masih akanberlanjut hingga anak-anak kembali masuk sekolah. 

Di samping itu, penyaluran subsidi upah bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta juga sudah mencakup 11,46 juta dari target 17,3 juta pekerja. Program ini diharapkan selesai dalamwaktu dekat, seiring dengan pencairan anggaran tambahan.

Kebijakan tambahan lainnya, seperti diskon 50 persen iuran jaminan kecelakaan kerja, juga telahterealisasi sebagian. Meskipun beberapa program stimulus baru bisa digulirkan mulai bulan Juli karena persoalan administrasi anggaran, pemerintah tetap menunjukkan komitmennya dalammenjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.

Arief Prasetyo Adi selaku Kepala Badan Pangan Nasional menekankan bahwa penyaluranbantuan pangan berupa beras akan dilaksanakan secara one shoot, yaitu dengan pengirimanlangsung dalam satu waktu pada bulan Juli, masing-masing sebanyak 10 kilogram sebanyak dua kali ke berbagai wilayah. Fokus distribusi diarahkan ke wilayah-wilayah di Indonesia Timur yang selama ini lebih rawan dalam hal distribusi logistik pangan.

Keseluruhan data dan kebijakan ini menunjukkan bahwa stimulus ekonomi memiliki korelasikuat terhadap perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam membentuk kembali budayamenabung yang sempat tergerus di masa pandemi. Ketika kebijakan dirancang denganmempertimbangkan kondisi riil lapangan dan menargetkan kelompok yang benar-benarmembutuhkan, dampaknya bukan hanya terasa dalam jangka pendek, tetapi juga menciptakanfondasi ekonomi rumah tangga yang lebih kokoh.

)* Peneliti Ekonomi Kerakyatan – Institut Ekonomi Nusantara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

RKUHAP Mewujudkan Peradilan yang Lebih Transparan dan Akuntabel

Oleh: Kristian Romero Tampubolon )* Pembaruan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RKUHAP) kini berada di fase kritis menjelang berlakunya KUHP baru...
- Advertisement -

Baca berita yang ini