Ngebut Siapkan Piala Dunia 2022, Qatar Terapkan Kerja Paksa

Baca Juga

MATA INDONESIA, DUBAI – Piala Dunia Sepak Bola akan digelar pada 21 November 2022 di Qatar. Perhelatan akbar yang akan menyedot jutaan penonton di seluruh dunia ini menjadi pertaruhan bagi Qatar, negara timur tengah pertama yang menyelenggarakan Piala Dunia.

Nah, demi mengejar waktu, sejumlah pekerja dikebut untuk menyelesaikan berbagai venue dan tempat pertandingan sepak bola.

Disinilah masalahnya.

Organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) yakni Amnesty International menyoroti cara Pemerintah Qatar memperlakukan para pekerja. Berdasarkan laporan yang mereka terima, banyak para pekerja tinggal di akomodasi yang buruk, biaya perekrutan mahal, gaji ditahan hingga paspor yang disita.

Kurang dari 30.000 migran dikerahkan untuk membangun proyek Piala Dunia 2022 di Qatar. Tujuh stadion, satu bandar udara baru, jaringan kereta dan sejumlah ruas jalan.

Para pekerja migran itu bekerja 12 jam sehari selama seminggu penuh dalam jangka waktu yang cukup lama. Dan tidak boleh mengambil hari istirahat. Apabila mereka mengambil hari istirahat tanpa izin akan menyebabkan pemotongan upah. Tak heran Amenesty International menilai sistem ini setara dengan kerja paksa.

Pekerja yang tewas

Kematian para pekerja migran di Qatar pada 2021 menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan organisasi buruh maupun sejumlah media. Menurut FairSquare yang merupakan salah satu kelompok buruh, para pekerja migran ini tewas karena bekerja di proyek Piala Dunia.

Sebenarnya media Inggris, The Guardian pada tahun 2021 memberitakan sekitar ratusan pekerja migran dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan Sri Lanka tewas di Qatar. Namun, pemerintah di Qatar sepertinya menepis hal itu dengan menganggap kematian itu biasa. Dan bukan akibat dari pekerjaannya.

Akibat rasa penasaran yang tinggi membuat Organisasi Buruh International (ILO) mengumpulkan sendiri data kematian para pekerja ini. Mereka melakukan investigasi dan pengumpulan data dari rumah sakit dan layanan ambulan di Qatar. Rata-rata penyebab utama kematian dan cedera ialah jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas dan terkena barang jatuh.

ILO mengatakan sebanyak 50 pekerja tewas dan 500 orang lainnya mengalami cedera parah di Qatar pada tahun 2021. Selain itu 37 orang lainnya mengalami cedera ringan.

Suap Tuan Rumah

Banyak yang tidak menyangka Qatar bisa memenangkan persaingan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 saat FIFA mengumumkannya. Pasalnya negara ini tak punya sejarah sepak bola yang mengesankan.

Menariknya, Qatar mampu menyingkirkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Korea Utara dan Jepang. Padahal sebelumnya ia tak pernah lolos dalam putaran final.

Keputusan ini tentunya memunculkan asumsi bahwa pengurus FIFA telah menerima suap dari Qatar. Meski tim penyelidikan tidak menemukan bukti atas kecurigaan tersebut.

Qatar membantah tuduhan terkait pembelian suara dan pada tahun 2020 Amerika menuduh tiga pejabat FIFA telah menerima bayaran dari Qatar.

Hasil Undian

Pada Piala Dunia 2022 ada delapan grup dengan 32 negara yang berpartisipasi. Berdasarkan peringkat FIFA terdapat tujuh negara yang menempati unggulan teratas yaitu Brasil, Belgia, Prancis, Argentina, Inggris, Spanyol dan Portugal. Negara-negara ini tidak akan bertemu satu sama lain pada babak penyisihan grup. Sebagai tuan rumah, tentunya Qatar masuk dalam “kelompok elite” ini.

Pembagian grupnya:

  • A: Qatar, Ekuador, Senegal, Belanda
  • B: Inggris, Iran, AS, Wales/Skotlandia/Ukraina
  • C: Argentina, Arab Saudi, Meksiko, Polandia
  • D: Prancis, UEA/Australia/Peru, Denmark, Tunisia
  • E: Spanyol, Kosta Rika/Selandia Baru, Jerman, Jepang
  • F: Belgia, Kanada, Maroko, Kroasia
  • G: Brasil, Serbia, Swiss, Kamerun
  • Grup H: Portugal, Ghana, Uruguay, Korea Selatan

Pada 13 dan 14 juni terdapat dua laga final antarbenua yang berlangsung di Qatar. Kosta Rika akan melawan Selandia Baru dan Peru akan melawan pemenang dari Uni Emirat Arab versus Australia yang nanti bertemu di play-off Asia di Doha pada 7 Juni.

November-Desember

Biasanya, putaran final Piala Dunia pada Juni hingga Juli. Namun pada bulan itu suhu di Qatar terlalu panas untuk berada di luar karena mencapai 41 derajat celcius hingga 51 derajat celcius. Terlebih lagi mereka akan bermain di lapangan selama 90 menit.

Mengatasi hal itu Qatar telah menjanjikan teknologi pendinginan udara yang akan di pasang pada area stadion. Kemungkinan suhu udara di tempat ini mencapai 23 derajat celcius.

Reporter: Azzura Tunisya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini