Muncul Hoaks Cacar Monyet, Para Ahli Bantah ada Teori Konspirasi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Baru saja usai Virus Covid-19, kini masyarakat kembali khawatir dengan wabah cacar monyet muncul yang belakangan muncul di beberapa negara di Eropa.

Sejumlah teori konspirasi mengenai virus tersebut telah menyebar luas di media sosial. Dengan narasi yang tampaknya daur ulang langsung dari pandemi Covid-19.

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan wabah ini sengaja direncanakan. Bahkan tuduhan mengarah kepada Bill Gates dan Anthony Fauci.

Narasi berulang paling banyak muncul di platform Tiktok. Salah satu akun memberitahu pengikutnya untuk bersiap-siap menghadapi “karantina wilayah cacar monyet” dan “tirani cacar monyet”.

Unggahan lainnya meniru konferensi pers pemerintah Inggris selama karantina wilayah Covid. Menggunakan slogan yang mengenai virus corona, tapi mengacu pada cacar monyet.

Sejumlah ilmuwan membantah teori-teori sesat itu. Mereka berkeyakinan virus ini tidak seperti Covid. Para ahli meyakini bahwa penyebaran cacar monyet akan terbatas.

Faktanya, cacar monyet jauh lebih sulit menular. Orang-orang yang terinfeksi menjadi infeksius setelah gejala muncul. Sehingga kasusnya lebih mudah terdeteksi dan akan langsung di isolasi.

Dr Rosamund Lewis, mewakili Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak perlu lagi vaksinasi massal untuk menghadapi cacar monyet. WHO juga telah merekomendasikan agar pembatasan perjalanan tidak perlu lagi.

Sejumlah akun media sosial di Ukraina, Rusia, Cina, dan AS semuanya menuduh bahwa wabah itu adalah hasil dari kebocoran laboratorium. Intinya dalam narasi tersebut cacar monyet adalah senjata biologis.

DNA

Ahli genetika Fatima Tokhmafshan menggambarkan kasus cacar monyet ini seperti memindai barcode pada sebuah paket. Pelacakan asal muasal virus ini berdasarkan urutan genetika yang ada. Sejauh ini mengarahkannya pada jenis cacar monyet yang biasanya menular di Afrika Barat. ”Jadi ini bukan produksi labolatorium. Penyakit ini berasal dari hewan dan tertular karena hubungan seks dengan manusia,” katanya.

Ada sejumlah kasus di Inggris pada 2018 dan 2021. Selain itu, wabah yang lebih besar pernah terjadi di AS pada 2021. Masing-masing terbawa oleh pelancong atau hewan impor. Kasus paling awal yang teridentifikasi di Inggris dalam wabah kali ini telah terlacak pada seseorang yang melakukan perjalanan dari Nigeria.

Tak hanya di Tiktok. Platform sosial media yang banyak membicarakan teori konspirasi cacar monyet ini adalah Facebook. Pola narasinya sama. Akun sosial media lebih banyak dari Rumania, Jerman, Inggris, Arab, Prancis, Slovenia, Hongaria, dan Punjabi.

Dari narasi ini rata-rata mereka mengklaim mengacu pada sebuah dokumen organisasi biosekuriti yang berbasis di AS, Nuclear Threat Initiative (NTI).

Pada 2021, NTI menggelar lokakarya untuk mendorong para pemimpin di seluruh dunia bersiap akan kemungkinan pandemi di masa depan.

Para peserta saat itu diminta mengatasi skenario fiksi: “pandemi global mematikan yang melibatkan jenis virus cacar monyet yang tidak biasa [yang] menyebar secara global”.”

Risiko yang ditimbulkan oleh cacar monyet, menurut NTI telah terdokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun.

Covid-19

Dalam narasi itu ada klaim yang merujuk pada fakta bahwa vaksin AstraZeneca menggunakan virus yang berasal dari simpanse. Vaksin ini awalnya termodifikasi sehingga tidak dapat menyebar.

Sehingga pada saatnya setelah pandemi Covid-19 selesai, virus yang ada di vaksin ini akan berubah menjadi virus cacar monyet.

Padahal, jenis virus cacar monyet berbeda dengan yang digunakan pada vaksin AstraZeneca. Dan sebetulnya virus ini malah ditemukan pada hewan pengerat, dan bukan pada monyet.

Bentuk narasi kedua yang tersebar di media sosial adalah bahwa vaksin Covid bisa menekan sistem kekebalan tubuh. Sehingga menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus lain.

Klaim itu juga tidak berdasar, sebab vaksin justru merangsang, bukan menguras sistem kekebalan tubuh. Sehingga lebih efektif melawan infeksi tertentu.

Meskipun ada sejumlah kecil kasus orang yang mengalami reaksi autoimun terhadap vaksin, di mana kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri (pemicu pembekuan darah yang terjadi setelah divaksin AstraZeneca), tidak ada bukti bahwa vaksin menekan sistem kekebalan tubuh. Atau melemahkan kemampuan tubuh melawan penyakit lainnya.

Maka sebaiknya berhati-hati ketika Anda membaca atau menonton narasi soal konspirasi ini.

Reporter : Alyaa

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Tegaskan Tidak Ada Tempat untuk Judi Online di Indonesia

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk memberantas judi online di tanah air. Pihak Istana melalui Menteri Sekretaris...
- Advertisement -

Baca berita yang ini