MATA INDONESIA, JAKARTA – Ruang angkasa di malam hari selalu terlihat gelap. Padahal jagat raya itu berisi jutaan bahkan trilyunan bintang yang terang benderang. Lalu mengapa masih terlihat sangat gelap?
Dilansir dari Live Science, hal itu juga sudah menjadi pertanyaan sejak 400 tahun yang lalu. Beberapa astronom serta ilmuwan terus mencari jawaban mengenai pertanyaan langit gelap. Alam semesta memiliki usia yang terbatas sehingga kecepatan cahaya pun juga terbatas.
Alam semesta yang memiliki cakrawala tersebut tidak semuanya terdapat bintang-bintang karena bintang memiliki usia yang terbatas dan bisa mati. Meski bisa lahir kembali, tak sepenuhnya bintang mampu menyinari alam semesta.
Teleskop ruang angkasa Hubble membuktikan jumlah galaksi 10 kali lipat dari dugaan. Sebaran trilyunan bintang di alam semesta juga tidak seragam. Cahaya bintang terlihat berpencar dari seluruh arah. Kontradiksi ini pernah diteliti pakar astronomi Heinnrich Wilhelm Olbers 200 tahun lalu. Itu sebabnya fenomena itu namanya paradox Olbers.
Jagat raya lahir dari dentuman 14 milyar tahun lalu setelah itu alam semesta memuai dengan kecepatan eksponensial. Kita di bumi hanya bisa melihat sebagian kecil jagat raya. Banyak bintang lokasinya sangat amat jauh hingga cahayanya belum masuk bumi. Cahaya dari galaksi tetangga Adromeda perlu 2,5 juta tahun untuk sampai ke bumi. Karena jagat raya memuai, radiasi dari bintang juga meregang.
Hubble
Teleskop Hubble bisa melihat radiasi ini juga karena bintang yang tertutup debu kosmik. Yang menghalangi radiasi pada spektrum kasat mata. Itulah mengapa langit malam selalu tampak gelap bagi mata manusia.
Dalam Al-Quran Allah berfirman “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menajadikan gelap dan terang. Namun, orang-orang kafir masih menyekutukan Tuhan mereka dengan sesuatu” (Surah Al-An’am: 1)
“Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah di bangun-Nya? Dia telah meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita). Dan menjadikan siangnya (terang benderang).”(Surah An-Nazi’at: 27-29).
“Dan kalau kami bukakan kepada mereka salah satu pintu langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata, ‘Sesungguhnya pandangan kamilah yang kabur, bahkan kami adalah orang-orang yang terkena sihir’.” (Surah Al-Hijr: 14-15).
Ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa langit sangat gelap. Sebagian besar mufasir terdahulu, seperti Ibnu Katsir dan Ath Thabari, meyakini bahwa yang maksud zhulumat (gelap) dan nur (terang) dalam ayat di atas ialah malam dan siang. Beberapa pakar astronomi mengatakan mukjizat pada surah Al Quran bahwa gelap dalam ayat-ayat tersebut ialah kegelapan alam semesta.
Reporter : Syifa Ayuni Qotrunnada