Menebak Arah Angin di Pemilihan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023—2028.

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Meski di Komisi XI DPR RI, sempat tersiar kabar akan ada kejutan dalam pemilihan Gubernur BI kali ini, namun arah angin, sepertinya tetap berhembus ke Perry Warjiyo yang bakal diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023—2028.

Masa jabatan Perry Warjiyo saat ini akan berakhir pada Mei mendatang.

Dilansir Reuters, yang mengaku memperoleh kabar dari beberapa sumber yang mengetahui masalah pencalonan Gubernur BI, Perry Warjiyo diusulkan untuk melanjutkan masa jabatan lima tahun keduanya.

Kabarnya nama Perry hanya sendirian di daftar calon Gubernur BI periode berikutnya, artinya tidak ada kandidat lain yang akan dicalonkan Jokowi ke DPR.

Kemarin, usai melakukan pengecekan Normalisasi Sungai Ciliwung di Jakarta, Selasa (21/2/2023), Jokowi mengaku sudah mengantongi nama-nama calon Gubernur BI. Presiden Jokowi bilang dirinya akan memutuskan siapa yang diusulkan jadi calon Gubernur BI paling lambat hari ini.

Seperti diketahui, jabatan Gubernur BI diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR RI. Bila dengan DPR calon yang diusulkan Jokowi diterima, Gubernur BI baru hanya tinggal tunggu waktu untuk diangkat secara resmi.

Jika hal ini demikian adanya, maka Perry akan mencetak sejarah sebagai Gubernur BI yang menjabat 2 periode.

Perry menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 2018—2023. Diangkat berdasarkan Keputusan Presiden RI No.70/P Tahun 2018 pada 16 April 2018.

Dari data situs resmi Bank Indonesia, Perry lahir di Sukoharjo pada 1959. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1982, kemudian pendidikan magister di Iowa State University hingga meraih gelar Master pada 1989, dan Ph.D pada 1991.

Perry merintis karirnya dari staf di desk penyelamatan kredit, urusan pemeriksaan dan pengawasan kredit. Pada 1992, dia diangkat sebagai Staf Gubernur Bank Indonesia.

Sebelum menjadi orang nomor wahid di bank sentral, dia menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013—2018.

Ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional, serta pernah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI.

Perry juga pernah menjadi Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007—2009.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stabilitas Nasional Pasca Pilkada Merupakan Tanggung Jawab Bersama

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang baru saja berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia, telah menunjukkan kemajuan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini