Oleh : Rivka Mayangsari*)
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok dan Amerika Serikat baru-baru ini menandai tonggak penting dalam hubungan diplomatik dan ekonomi Indonesia dengan dua negara besar ini. Kunjungan ini tidak hanya memperlihatkan langkah Indonesia dalam memperkuat posisi geopolitiknya, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang sangat strategis. Banyak kalangan, termasuk pejabat pemerintah dan pengamat politik, menilai bahwa kunjungan ini akan membawa manfaat jangka panjang yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam sektor energi dan industri mineral.
Salah satu hasil utama dari kunjungan Prabowo ke Tiongkok adalah penandatanganan sejumlah nota kesepahaman yang akan memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, terutama di bidang pengelolaan energi terbarukan dan minerba (mineral dan batu bara). Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, kunjungan ini menjadi momentum penting untuk mengembangkan sektor energi terbarukan dan mendalami potensi pengelolaan mineral ramah lingkungan.
China sebagai salah satu pemain utama dalam transisi energi global semakin tertarik untuk berinvestasi di sektor-sektor yang mendukung energi bersih. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, termasuk mineral seperti nikel, kobalt, dan tembaga, menjadi mitra yang sangat strategis bagi Tiongkok dalam mewujudkan tujuan global tersebut. Mineral-mineral ini memiliki peran krusial dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan, yang semakin penting seiring dengan peralihan dunia menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dan Tiongkok dalam pengembangan mineral ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan mendapatkan investasi yang dapat mempercepat pengembangan industri dalam negeri. Tiongkok, dengan kecanggihan teknologi dan kapasitas investasi besar, diharapkan dapat menjadi mitra utama dalam pengelolaan dan pemrosesan mineral ini.
Selain itu, sektor energi terbarukan menjadi fokus penting dalam kunjungan ini. Indonesia berpotensi menjadi pusat pengembangan energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara, dan kerja sama dengan Tiongkok dalam hal ini akan mendorong pembangunan infrastruktur energi terbarukan yang lebih luas, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan angin, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan energi nasional di masa depan.
Selain Tiongkok, Amerika Serikat juga menjadi salah satu negara yang sangat strategis dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto. Tujuan kunjungan ke Washington DC adalah untuk membahas penyelesaian Critical Mineral Agreement (CMA), sebuah perjanjian yang penting dalam konteks kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat di sektor mineral. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo berusaha mempercepat implementasi kesepakatan yang memungkinkan Indonesia untuk menjadi salah satu pemasok utama bahan baku penting bagi industri kendaraan listrik Amerika Serikat.
Pipip A Rifai Hasan, Pengamat Politik Internasional dari Universitas Paramadina, menyatakan bahwa kunjungan Prabowo ke kedua negara ini sangat penting dari perspektif ekonomi. Menurutnya, kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam pengelolaan mineral langka seperti nikel dan kobalt sangat menguntungkan, karena Amerika Serikat membutuhkan pasokan bahan baku yang cukup untuk mendukung industri kendaraan listrik mereka yang terus berkembang pesat. Dengan adanya CMA, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemasok utama mineral-mineral tersebut untuk kebutuhan industri mobil listrik di Amerika Serikat.
Namun, perubahan dalam kebijakan pemerintahan AS, terutama setelah terpilihnya Donald Trump, berpotensi membawa dampak signifikan bagi perjanjian ini. Trump, yang dikenal dengan kebijakan proteksionisnya, kemungkinan akan menuntut Indonesia untuk memenuhi standar dan persyaratan yang lebih ketat dalam pasokan mineral tersebut. Meskipun demikian, Prabowo Subianto berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia dapat memenuhi kebutuhan industri AS, sembari tetap menjaga kepentingan nasional Indonesia, termasuk dalam hal keberlanjutan lingkungan dan manfaat ekonomi jangka panjang
Kunjungan ini juga membawa pesan yang kuat tentang upaya Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi dari dua negara raksasa ekonomi dunia. Susiwijono Moegiarso menambahkan bahwa selain penguatan sektor energi dan mineral, tujuan utama dari kunjungan Prabowo adalah untuk menarik investasi guna memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan hubungan yang semakin erat dengan Tiongkok dan Amerika Serikat, Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat investasi bagi sektor-sektor strategis, seperti teknologi, manufaktur, dan energi terbarukan.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasokan global, terutama dalam industri yang terkait dengan transisi energi dan kendaraan listrik. Kunjungan Presiden Prabowo ini membuka jalan bagi Indonesia untuk memanfaatkan peluang besar dalam ekonomi global, sekaligus memperkuat posisinya sebagai mitra penting dalam perdagangan internasional.
Secara keseluruhan, kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok dan Amerika Serikat membawa banyak manfaat ekonomi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Dengan penandatanganan nota kesepahaman di bidang energi terbarukan dan minerba, serta penyelesaian Critical Mineral Agreement dengan Amerika Serikat, Indonesia tidak hanya memperkuat hubungannya dengan dua negara besar ini, tetapi juga membuka jalan bagi investasi dan pengembangan industri dalam negeri yang lebih berkelanjutan. Kunjungan ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkokoh posisi ekonominya di kancah internasional.
*) Pemerhati ekonomi