Oleh : Jefry Gideon)*
Semakin maraknya judi online di Indonesia telah menjadi perhatian serius berbagai elemen masyarakat. Dari kalangan akademisi, mahasiswa, hingga organisasi kepemudaan, semua bersuara lantang menolak praktik yang merusak ini. Kesadaran kolektif untuk memberantas judi online terus menguat sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa.
Institut Teknologi Sumatera (Itera) menjadi salah satu institusi pendidikan yang mengambil langkah nyata dalam perlawanan terhadap judi online. Melalui Deklarasi Anti Judi Online, ratusan mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan menyuarakan komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan bebas dari pengaruh negatif perjudian daring. Rektor Itera, Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, menegaskan bahwa kampus berperan penting dalam membentuk generasi muda yang berpikir kritis, bekerja keras, dan tidak tergoda oleh jalan pintas menuju kekayaan instan.
Selain itu, Presiden Mahasiswa KM-Itera, Muhammad Rizky Saputra, menyoroti dampak merugikan judi online terhadap mahasiswa. Selain berisiko menghabiskan uang saku, kebiasaan ini juga bisa menyeret mahasiswa ke dalam lingkaran pinjaman online.
Beban finansial yang dihadapi pun tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga keluarga mereka. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjauhi praktik perjudian ini harus ditanamkan sejak dini agar mahasiswa dapat fokus pada pendidikan dan pengembangan diri tanpa gangguan dari aktivitas berisiko tinggi.
Tidak hanya di lingkungan akademik, organisasi kepemudaan juga aktif menyuarakan penolakan terhadap judi online. Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) menyatakan sikap tegas dalam memerangi perjudian digital yang semakin mengkhawatirkan.
Ketua Umum PRIMA DMI, Munawar Khalil, menekankan bahwa permasalahan ini bukan hanya tentang hukum, tetapi juga terkait moralitas dan tatanan sosial yang terancam akibat dampak buruknya.
Dalam pernyataannya, PRIMA DMI menegaskan perlunya aksi kolektif untuk memberantas judi online yang semakin berkembang akibat kemudahan akses internet serta minimnya literasi digital di kalangan masyarakat. Organisasi ini juga menyerukan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dalam gerakan melawan perjudian online dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
Sekretaris Jenderal PRIMA DMI, Affandi Ismail Hasan, menyoroti perlunya langkah strategis dalam menangani permasalahan ini. Beberapa usulan konkret yang diajukan termasuk pembentukan Satuan Tugas khusus judi online, pemblokiran situs secara transparan, serta peningkatan edukasi melalui kerja sama dengan kepolisian dan institusi pendidikan. PRIMA DMI juga menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang bahaya judi online.
Selain pendekatan preventif, PRIMA DMI juga berkomitmen untuk membantu korban yang telah terjerumus ke dalam praktik ini. Salah satu inisiatif yang diusulkan adalah pendirian Judol Crisis Center yang akan menyediakan layanan konseling psikologis dan spiritual bagi mereka yang terdampak. Langkah ini diharapkan dapat membantu individu yang ingin lepas dari jerat judi online namun menghadapi kesulitan untuk keluar dari kebiasaan tersebut.
Selain itu, PRIMA DMI juga menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat, khususnya bagi keluarga yang terkena dampak negatif dari judi online. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan keuangan, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menghindari risiko finansial yang timbul akibat perjudian.
Kampanye literasi digital Islami juga menjadi salah satu strategi utama PRIMA DMI dalam memberantas judi online. Direktur Literasi Digital Remaja Masjid PRIMA DMI, Indra Syahfirman, menyampaikan bahwa pihaknya akan menginisiasi petisi nasional guna mendorong pemerintah bertindak lebih tegas dalam memberantas situs-situs perjudian digital. Kampanye #BerantasJudol menjadi gerakan yang diusung PRIMA DMI sebagai langkah preventif dalam menyelamatkan generasi muda dari ancaman perjudian online.
Keseriusan PRIMA DMI dalam menangani masalah ini juga terlihat dari rencana pembentukan Duta Digital yang akan mengkampanyekan literasi digital Islami dan menyebarkan narasi positif untuk melawan promosi judi online yang semakin masif di berbagai platform. Organisasi ini juga mendukung pemerintah dalam memperkuat regulasi serta kebijakan yang lebih efektif dalam upaya pemberantasan judi online di Indonesia.
Semangat menolak judi online yang ditunjukkan oleh berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa kesadaran kolektif semakin menguat. Akademisi, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan telah mengambil langkah konkret dalam upaya membendung laju perjudian digital yang kian marak. Ini membuktikan bahwa perlawanan terhadap judi online bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga memerlukan keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Dengan adanya gerakan ini, harapannya adalah semakin banyak pihak yang sadar akan bahaya judi online dan mengambil langkah nyata untuk menjauhinya. Kesatuan dalam menolak perjudian digital menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia peduli terhadap masa depan yang lebih baik dan terbebas dari pengaruh negatif perjudian. Semua elemen bangsa harus terus bersinergi agar lingkungan yang lebih sehat, aman, dan berintegritas dapat terwujud demi generasi yang lebih cemerlang.
)* Penulis adalah kontributor Forum Indonesia Emas