Oleh: Tsania Nareswara )*
Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur telah membukapeluang besar bagi provinsi ini untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa. Transformasi ini tidak hanya menjadi strategi untuk mengurangiketergantungan pada sektor pertambangan, tetapi juga langkah majumenuju diversifikasi ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, di bawah kepemimpinan PenjabatGubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menegaskan bahwatransformasi ini menjadi agenda prioritas dengan memanfaatkanmomentum pembangunan IKN. Akmal Malik menilai bahwa penguranganketergantungan pada sektor pertambangan adalah langkah penting untukmenciptakan ekonomi yang lebih beragam.
Pemprov Kaltim berharap agar pemerintah pusat dapat memberikandukungan regulasi yang memungkinkan daerah memanfaatkan area ekstambang secara optimal. Regulasi ini juga diharapkan membuka ruangkolaborasi dengan para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), sehingga Kalimantan Timur dapat menggunakan lahan yang ada untukmendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan regulasi yang tepat, pemerintah daerah tidak perlu terlalubergantung pada dana besar. Sebaliknya, ruang yang lebih luas untukpengelolaan sumber daya yang ada akan menjadi kunci keberhasilan. Namun, Akmal menekankan pentingnya pembenahan data sebagai fondasiuntuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Data yang valid dan terintegrasi akan memberikan gambaran yang jelastentang potensi yang dapat dimanfaatkan dan tantangan yang perlu diatasi, sehingga kebijakan yang diambil dapat lebih efektif.
Selain itu, dukungan dana dari pemerintah pusat melalui AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 sebesar Rp 58 triliunmenjadi katalis utama untuk mempercepat pembangunan. Anggaran inidialokasikan untuk belanja daerah dan transfer ke daerah, yang telahmenunjukkan realisasi signifikan.
Akmal optimistis bahwa alokasi ini akan mempercepat pembangunaninfrastruktur sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Infrastruktur yang dibangun tidak hanya akan menunjang kebutuhanpembangunan IKN tetapi juga menjadi modal penting untuk pertumbuhansektor lain.
Langkah ini diharapkan dapat menggandeng sektor swasta untukberkontribusi lebih besar dalam membangun ekonomi daerah. Kolaborasidengan sektor swasta menjadi elemen penting, mengingat kapasitas fiskalpemerintah memiliki keterbatasan.
Dampak positif pembangunan IKN juga dirasakan langsung oleh sektorjasa di Kalimantan Timur. Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa proyek pembangunan ini telah menciptakan peluangekonomi baru, terutama di sektor jasa keuangan, perdagangan, transportasi, dan akomodasi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto, menyebut pengerjaan konstruksi IKN tidak hanya meningkatkan aktivitasekonomi tetapi juga memperkuat konektivitas antarwilayah. Konektivitas inimenjadi penting untuk memperlancar arus barang dan jasa, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Peningkatan permintaan terhadap bahan material, alat berat, dan tenagakerja menjadi bukti nyata bahwa pembangunan IKN telah memberikandampak signifikan pada perekonomian daerah. Mayoritas pelaku usahamencatatkan peningkatan laba hingga 25 persen sebagai hasil darilonjakan permintaan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya efek bergandayang positif bagi pelaku usaha lokal.
Namun, Budi juga menyoroti tantangan yang dihadapi, seperti tekananpada sektor lain akibat realokasi sumber daya. Pembangunan IKN membutuhkan alokasi sumber daya yang besar, mulai dari tenaga kerjahingga bahan material, sehingga menciptakan persaingan dengan sektorlain yang juga membutuhkan sumber daya tersebut.
Hal ini memunculkan tantangan dalam menjaga stabilitas kinerja sektorlainnya di tengah meningkatnya permintaan akibat proyek konstruksi. Meski demikian, Budi optimistis bahwa tantangan ini dapat dikelola denganperencanaan strategis dan koordinasi antar pemangku kepentingan.
Pembangunan IKN juga menarik perhatian para investor, baik lokalmaupun internasional. Kepala Dinas Penanaman Modal dan PelayananTerpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, menyebutrealisasi investasi hingga Triwulan III 2024 telah mencapai Rp 55,82 triliun. Proyek IKN telah menjadi daya tarik utama yang menciptakan kepercayaantinggi di kalangan investor.
Fahmi optimistis bahwa target investasi sebesar Rp 76,02 triliun untuktahun 2024 berpeluang besar tercapai, bahkan melampaui target tersebut. Keyakinan ini didukung oleh minat besar dari berbagai sektor, sepertiinfrastruktur, energi terbarukan, dan teknologi. Kehadiran IKN memberikansinyal positif bagi para investor, yang melihat potensi besar di kawasan iniuntuk mengembangkan bisnis mereka.
Selain itu, Fahmi melihat bahwa kehadiran IKN telah memperkuat sektorjasa sekaligus membuka peluang bagi diversifikasi ekonomi di Kalimantan Timur. Dengan infrastruktur yang semakin modern, Kaltim memilikikesempatan untuk mengembangkan sektor seperti pariwisata, teknologi, dan manufaktur.
Transformasi ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Diversifikasi ini penting untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebihtangguh, sehingga Kalimantan Timur dapat lebih siap menghadapitantangan ekonomi di masa depan.
Pembangunan IKN dipandang sebagai peluang strategis yang tidak hanyamemberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal, tetapi juga berpotensimenciptakan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan ekonomi berbasis keberlanjutan.
Secara keseluruhan, keberadaan IKN menjadi momentum berharga bagiKalimantan Timur untuk mendorong pertumbuhan sektor jasa dan mempercepat diversifikasi ekonomi. Pemerintah daerah dan pusatdiharapkan terus bersinergi untuk memastikan pembangunan inimemberikan manfaat optimal bagi semua pihak.
Dengan perencanaan yang matang dan dukungan penuh dari berbagaipemangku kepentingan, IKN diharapkan dapat menjadi simbol transformasiekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.