Ini Dia Daftar Media yang Pernah Diretas

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Belum lama ini, salah satu kelompok media raksasa asal Jerman, Funke Media Group diretas oleh orang tak dikenal. Karena insiden tersebut, media-media yang dibawahi perusahaan itu harus menerbitkan berita daruratnya. Tentu saja hal ini merugikan berbagai pihak, entah itu perusahaan atau pun pembaca.

Jauh sebelum kasus itu terjadi, kegiatan menyusupi perangkat digital ini pernah menimpa beberapa media di dunia. Biasanya, para peretas mengubah konten dalam media tersebut. Mereka pun mampu memperoleh semua file di server, lalu memutus semua data dari pengguna lainnya. Sehingga, pemilik laman tidak akan bisa mengaksesnya kembali.

Sebetulnya, insiden ini tak terlepas dari lemahnya sistem keamanan digital masing-masing media massa. Dengan begitu, diharapkan semua media massa meningkatkan sistem keamannya. Selain dapat meningkatkan integritas, kepercayaan publik terhadap media massa tersebut dapat meningkat.

Berikut daftar-daftar media yang pernah kena serangan hacker.

  1. Tirto.id dan Tempo.co

Pada Agustus 2020, dua media Indonesia disusupi oleh hacker. Permasalahan ini pun dibawa ke ranah hukum.

Pratama Persadha, Pakar Siber, menjelaskan bahwa sejak 2019 CISSReC, salah satu lembaga riset sudah memprediksi akan terjadi serangan ke berbagai media Tanah Air.

“Peretasan yang menimpa Tempo merupakan tindakan deface (serangan pada tampilan situs webstite). Sedangkan serangan pada Tirto lebih parah, kemungkinan sudah berhasil masuk bahkan kemungkinan ambil posisi super admin. Karena beberapa artikel pemberitaan hilang ” katanya.

Berbeda dengan Tirto, peretas hanya mengubah tampilan pada website Tempo saja. Awalnya, tempilan website berubah menjadi warna hitam dengan diiringi lagu “Gugur Bunga” ciptaan Ismail Marzuki selama 15 menit.

Setelah itu, muncul tulisan “Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat Indonesia, Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok.”

  1. Al Jazeera Media Network

Pada Desember 2020, puluhan jurnalis Al Jazeera Media Network menjadi sasaran serangan peretas dengan menggunakan virus tipe spyware yang dijual oleh perusahaan Israel. Peneliti dari Citizen Lab mengatakan serangan siber itu menggunakan perangkat lunak dari NSO Group yang kemungkinan dipesan oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dugaan pertama kali muncul ketika Tamer Almisshal, salah seorang jurnalis investigasi, merasa khawatir jika telepon selulernya telah disusupi. Ia pun membawanya ke Citizen Lab untuk diperiksa lebih lanjut.

Citizen Lab menemukan bukti jika telepon seluler Tamer telah disusupi. Hal ini karena ponsel itu telah terhubung ke jaringan milik NSO melalui server Apple. Karena telah terbukti diretas, Al Jazeera melakukan pemeriksaan terhadap jurnalis-jurnalisnya.

Hasilnya, 36 telepon seluler milik jurnalis Al Jazeera telah diretas dan terhubung dengan jaringan NSO Group. Mereka yang diretas masuk ke dalam empat kategori yang berbeda, salah satunya Monarki yang telah memata-matai 18 jurnalis.

  1. Qatar New Agency

Pada Mei 2017, kantor berita yang bermarkas di Doha, Qatar ini diserang oleh peretas setelah memberitakan topik sensitif yang dikaitkan dengan Emir negara itu, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Selain situs website, akun Twitter resmi Qatar New Agency pun turut diserang.

Menurut Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar, kantor berita mereka diretas oleh orang yang tak dikenal. Untuk menanggapi masalah ini, mereka membuka penyelidikan terkait dengan pelanggaran keamanan.

Kantor Komunikasi Pemerintah itu menambahkan bahwa negaranya akan meminta pertanggungjawaban pada pihak yang melakukan pelanggaran.

Pada masa itu, Qatar memang dituduh sebagai pemasok dana pada teror yang terjadi di Amerika Serikat.

  1. The New York Times

Di tahun 2013, The New York Times melaporkan bahwa peretas dari Cina telah menyerang jaringannya dengan mencuri kata sandi dari 53 jurnalisnya selama empat bulan. Hal ini dilakukan untuk memantau pemberitaan terhadap keluarga Perdana Menteri Cina.

Peretasan itu bertepatan ketika The New York Times menyelidiki tentang kekayaan yang telah dikumpulkan oleh keluarga Wen Jiabao, Perdana Menteri Cina

Para peretas menyusup ke dalam jaringan ketika sedang menyusun penyelidikan. Peretas tersebut menyusup membobol akun email David Barboza, Kepala Surat Kabar The New York Times yang berbasis di Shanghai, serta akun email Jim Yardley, Kepala Surat Kabar The York Times Asia Selatan yang berbasis di India. Sebelumnya, Yardley bekerja di Beijing, Cina.

Ini bukan pertama kalinya media asal Amerika Serikat itu diretas. Pada tahun 1998, sebuah kelompok yang dikenal dengan sebutan HFG meretas situs The New York Times untuk memprotes penangkapan salah satu peretas bernama Kevin Mitnick dan menuduh John Markoff, salah satu reporter perusahaan ini.

  1. Washington Post

Tak berselang lama, surat kabar yang satu ini pun mengonfirmasi hal yang serupa terkait apa yang menimpa The New York Times. Menurut pihaknya, sistem komputer mereka diserang oleh peretas Cina pada tahun 2012.

Salah satu mantan Washington Post pun menuturkan bahwa perusahaan tersebut telah ditargetkan oleh peretas selama empat tahun. Meski begitu, tidak ada karyawan yang disusupi. Pada tahun 2008, pakar kemanan mengakatakan jika para perertas Cina mulai menargetkan media massa Amerika Serikat sebagai upaya pemantauan liputan berita Cina.

  1. Dimokratia News

Demokratia News, sebuah situs media online Yunani diretas setelah menerbitkan tajuk utama yang sarat akan sumpah serapah tentang Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada September 2020.

Keesokan paginya, beranda media online itu diserang oleh peretas dengan pesan berbahasa Turki yang berbunyi “Orang Turki ada di sini. Anda di mana?”. Meski begitu, pesan tersebut berhasil dihapus saat siang harinya.

Karena masalah tersebut, Kementrian Luar Negeri Turki memanggil Duta Besar Yunani. Dalam sebuah pernyataan, Kementrian Luar Negeri Yunani mengutuk Demokratia News karena menggunakan bahasa yang menghina dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak mencerminkan budaya politik budaya tersebut.

Sebelumnya, ketegangan antara Yunani dan Turki meningkat setelah Turki melanjutkan ekspolrasi hidrokarbon di perairan yang dipersengketakan oleh kedua negara tersebut pada bulan Agustus.

Reporter: Diani Ratna Utami

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini