Ini Buka-bukaan Mantan Manajer Soal Facebook

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Frances Haugen (37), seorang mantan Manajer Facebook saat ini menjadi bahan pembicaraan di kalangan netizen. Ia melaporkan Facebook kepada Senat Amerika Serikat.

Dalam laporannya, Haugen mengatakan bahwa aplikasi dan situs Facebook dapat merugikan anak-anak, memicu perpecahan, dan melemahkan demokrasi.

Mantan manajer ini menuturkan bahwa perusahaan Facebook dan Instagram sama sekali tidak mau melakukan perubahan supaya aplikasi tersebut dapat digunakan dengan aman. Padahal pimpinan perusahaan tahu bagaimana membuat Facebook dan Instagram lebih aman. Menurut Haugen, para pimpinan hanya memikirkan keuntungan semata tanpa memikirkan kepentingan masyarakat.

Kepada CBS News, Minggu 3 Oktober 2021, Haugen mengatakan bahwa ia sudah membocorkan beberapa dokumen internal Facebook kepada Wall Street Journal (WSJ). Dokumen tersebut digunakan oleh WSJ untuk melaporkan bahwa aplikasi Instagram dapat membahayakan kesehatan mental anak, terkhusus anak perempuan.

Sebagai situs media sosial terpopuler di dunia, terdapat sekitar 2,7 miliar pengguna aktif Facebook setiap bulan. Tak hanya Facebook, dua produk perusahaan lainnya seperti Instagram dan WhatsApp juga digunakan oleh ratusan juta orang. Namun ketiganya tak luput dati kritik. Baik Facebook, Instagram, dan WhatsApp kerap dianggap gagal melindungi privasi penggunanya dan tidak berupaya menghentikan penyebaran informasi hoax.

Haugen bersyukur atas gangguan pada tiga aplikasi tersebut yang terjadi pada Senin 4 Oktober 2021. Karena dengan adanya gangguan ini Facebook seolah beristirahat sejenak dan tidak digunakan untuk membuat anak-anak perempuan merasa insecure dengan keadaan tubuhnya, memperparah perpecahan, hingga mengacaukan demokrasi.

Mengetahui kritikan keras dari Haugen, Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook, membalas kritikan yang mengarah pada perusahaannya adalah gambaran palsu yang tidak masuk akal. Zuckerberg berdalih perusahaannya selalu berupaya menerapkan transparansi, melakukan riset mendalam untuk menangani masalah-masalah penting, dan memerangi konten berbahaya. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sangat peduli terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Zuckerberg menambahkan, banyak anak muda yang memiliki pengalaman positif ketika menggunakan aplikasi Instagram. Ini berarti bahwa penelitian tentang Instagram telah disalahartikan. Mengenai gangguan yang terjadi pada tiga aplikasi naungannya, ia menjelaskan bahwa kekhawatirannya bukan tentang seberapa banyak kerugian yang timbul, melainkan mengenai arti pentingnya tiga aplikasi tersebut.

Ia mengatakan pula bahwa pihaknya tidak menyetujui karakterisasi Haugen terkait isu yang diungkapkannya. Namun ia dan pihaknya setuju mengenai aturan standard di dunia internet.

Pada Selasa 5 Oktober 2021, Senator Republik dan Demokrat sepakat perusahaan tersebut memerlukan perubahan. Hal ini supaya terjaminnya kepentingan dan keamanan masyarakat.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini