Hujan Ekstrem Tewaskan Ratusan Orang di Eropa

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Ini semua ulah manusia. Sebuah riset menyebutkan hujan ekstrem menyebabkan banjir mematikan di Eropa pada Juli 2021 lalu. Turunnya hujan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan iklim

Banjir di Jerman, Belgia dan bagian lain menewaskan sedikitnya 220 orang ketika kota-kota dan desa-desa di negara itu kebanjiran. Para peneliti mengatakan pemanasan global membuat peristiwa hujan ekstrem seperti itu dapat terjadi hingga sembilan kali di Eropa wilayah barat.

Hujan ekstrem di wilayah tersebut, 3-19 persen lebih intens karena pemanasan bumi yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Saat terjadi banjir dramatis dan mematikan yang melanda Jerman, Belgia dan tempat lain pada pertengahan Juli 2021 lalu mengejutkan peramal cuaca dan otoritas lokal. Banyak warga tewas karena hanyut.  Rumah-rumah, jalan raya dan jalur kereta api hancur oleh serangan air yang deras.

Banjir yang parah oleh hujan deras selama 1-2 hari.  Untuk menganalisis dampak perubahan iklim pada peristiwa hujan ekstrem itu, para peneliti dari kelompok Atribusi Cuaca Dunia  fokus pada curah hujan sebelum banjir terjadi.

Mereka melakukan cara ini karena beberapa sistem pemantauan hidrologi, yang akan memberi mereka informasi yang lebih akurat tentang banjir, rusak.

Para peneliti melihat Eropa bagian barat, termasuk Prancis timur, Jerman barat, Belgia timur, Belanda, Luksemburg, dan Swiss utara. Hasilnya, tim menemukan bahwa di wilayah yang luas ini, perubahan iklim meningkatkan intensitas hujan. Turun dalam satu hari di musim panas antara 3 persen dan 19 persen.

Peningkatan Suhu

Meningkatnya suhu juga membuat hujan ekstrem yang memicu banjir besar itu lebih mungkin terjadi dengan faktor antara 1, 2 dan 9.

Sebagian besar studi atribusi cepat berawal pada peristiwa panas seperti kebakaran hutan AS dan Kanada. Meneliti peristiwa curah hujan ekstrem merupakan tantangan yang sulit.  “Kami harus minta pendapat para ahli dari beberapa bidang studi untuk memahami pengaruh perubahan iklim terhadap banjir dahsyat bulan lalu,” kata Sjoukje Philip. Ia adalah peneliti iklim dari Royal Dutch Meteorological Institute (KNMI).

Para peneliti mengatakan bahwa dalam iklim saat ini,  peristiwa curah hujan ekstrem seperti yang terjadi pada bulan Juli itu hanya dapat terjadi sekali dalam 400 tahun. Namun, dengan berlanjutnya emisi gas rumah kaca dan meningkatnya suhu, hujan deras akan sering terjadi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kulon Progo Siaga Banjir, Saluran Irigasi Dinilai Perlu Perbaikan

Mata Indonesia, Kulon Progo - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kulon Progo pada Rabu 25 Desember 2024 mengakibatkan banjir dan merendam dua bangunan sekolah dasar (SD). Debit air yang meluap menjadi penyebab utama banjir tersebut. Meski begitu, air sudah surut pada Minggu 29 Desember 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini