HLF MSP 2024 dan IAF: Solusi Inovatif untuk Hadapi Tantangan Dunia

Baca Juga

Oleh : Surya Ananda )*

High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships 2024 (HLF MSP 2024) dan Indonesian Afrika Forum (IAF) adalah dua inisiatif strategis yang berpotensi memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan global. Keduanya menyediakan platform bagi kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, serta menawarkan kesempatan untuk menemukan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk tantangan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan ketidaksetaraan ekonomi.

HLF MSP 2024 dirancang sebagai forum yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan global. Dalam menghadapi isu-isu kompleks seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi, pendekatan lintas sektor sangat penting. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, menjelaskan bahwa forum ini memungkinkan Indonesia untuk memperkuat sinergi dengan berbagai pihak. HLF MSP 2024 berfungsi untuk menghubungkan solusi dari berbagai negara, termasuk Afrika, guna mengatasi tantangan industri global secara efektif.

Di sisi lain, IAF berperan sebagai platform untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Abdul Kadir Jailani, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, menekankan bahwa IAF bertujuan untuk memperdalam hubungan strategis, khususnya dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan ekonomi. Dengan memperkuat hubungan ini, Indonesia dan negara-negara Afrika dapat saling berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama.

Perubahan iklim dan ketahanan pangan adalah dua isu global utama yang memerlukan perhatian dari kedua forum ini. Perubahan iklim yang semakin parah berdampak pada berbagai sektor, termasuk pertanian, yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak negara. HLF MSP 2024 dapat berfungsi sebagai platform untuk mendiskusikan dan menemukan solusi lintas sektor bagi masalah ini. Negara-negara dapat berbagi teknologi dan praktik terbaik untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

IAF juga memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini melalui hubungan bilateral. Salah satu langkah strategis adalah meningkatkan kerja sama dalam pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam. Kerja sama ini tidak hanya membantu mengatasi perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan di kedua wilayah. Didi Sumedi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, mengungkapkan bahwa IAF memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Afrika untuk memperkuat kerja sama dalam perdagangan produk pertanian yang berkelanjutan.

Ketidaksetaraan ekonomi adalah masalah global lainnya yang memerlukan perhatian khusus. HLF MSP 2024 bisa menjadi forum efektif untuk membahas dan menemukan solusi atas ketidaksetaraan ekonomi yang ada di berbagai negara. Dengan melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, forum ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta membahas kebijakan untuk mengurangi ketidaksetaraan baik di tingkat nasional maupun internasional.

IAF juga berkontribusi pada pengurangan ketidaksetaraan ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Salah satu solusinya adalah meningkatkan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan. IAF dapat memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia ke pasar Afrika dan mendorong investasi dari Afrika ke Indonesia. Dengan meningkatkan volume perdagangan dan investasi, ketidaksetaraan ekonomi dapat dikurangi, dan kesejahteraan masyarakat di kedua wilayah dapat meningkat.

Kedua forum ini, HLF MSP 2024 dan IAF, menawarkan solusi inovatif untuk berbagai tantangan global. Contoh solusi yang dapat dihasilkan adalah pengembangan teknologi hijau untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Melalui kerjasama lintas sektor, negara-negara dapat berbagi pengetahuan dan teknologi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. HLF MSP 2024 juga dapat menjadi platform untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung inovasi teknologi hijau.

IAF dapat membantu mengimplementasikan solusi ini di tingkat bilateral. Dengan memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara Afrika, teknologi hijau yang dikembangkan melalui HLF MSP 2024 dapat diterapkan di kedua wilayah. Hal ini akan mendukung upaya mengatasi perubahan iklim dan ketahanan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

HLF MSP 2024 dan IAF adalah dua inisiatif yang saling melengkapi dalam menghadapi tantangan global. HLF MSP 2024 menyediakan platform untuk kolaborasi lintas sektor dan lintas negara, sementara IAF fokus pada penguatan hubungan bilateral. Melalui kedua forum ini, berbagai pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk menemukan solusi inovatif bagi permasalahan global, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan ketidaksetaraan ekonomi.

Dengan memaksimalkan potensi kedua forum ini, Indonesia dapat memainkan peran lebih besar di kancah internasional dan menjadi mitra strategis yang dapat diandalkan. HLF MSP 2024 dan IAF bukan hanya forum untuk bertukar ide, tetapi juga wadah untuk menghasilkan tindakan nyata yang berdampak positif bagi masyarakat global. Keberhasilan kedua forum ini sangat bergantung pada sejauh mana Indonesia dan negara-negara peserta dapat mengintegrasikan inisiatif-inisiatif yang dihasilkan dan memastikan manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di Indonesia maupun di Afrika. Membangun kerjasama yang kuat dan berkelanjutan melalui HLF MSP 2024 dan IAF adalah langkah maju dalam menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan sejahtera bagi semua. *) Penulis merupakan Kontributor Lembaga Kajian Insan Musa Institute

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini