Hidup Bak Laki-Laki, Suku Perempuan Ini Punya Berbagai Tradisi Unik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah suku di pedalaman Amazon memiliki satu kisah yang populer tentang semua anggotanya yang terdiri dari perempuan.

Entah kisah tersebut benar atau tidak, namun hingga kini Suku Amazon yang hanya dihuni perempuan masih menjadi perdebatan. Selama ini, suku yang anggotanya hanya perempuan seakan menjadi legenda semata. Tidak sedikit pihak yang meragukan keberadaan para perempuan Amazon dan menganggap kisahnya hanya bagian dari cerita mitologi yang sudah ada sejak zaman Yunani kuno.

Amazon merupakan hutan hujan yang terletak di Brasil, Amerika Selatan, yang menjadi hutan tropis terbesar di dunia yang membentang ke beberapa negara. Hutan itu menyimpan begitu banyak keindahan sekaligus misteri yang masih belum diketahui banyak orang.

Di dalam hutan lebat itu, Suku Amazon menjadi suku perempuan yang masih tidak terpengaruh dunia luar apalagi modern. Mereka disebut sebagai suku pribumi, beranggotakan wanita-wanita mandiri yang tidak membolehkan kaum pria mengintervensi urusan mereka.

Menurut cerita yang berkembang, para perempuan Suku Amazon hidup dan berjuang bersama. Mereka diketahui pandai bertarung dan melakukan aktivitas fisik seperti laki-laki, di antaranya berburu, memanah, hingga berperang dengan suku lainnya. Mereka pun dikenal sebagai kelompok suku nomaden, yang bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Menariknya, meskipun tidak ada kehadiran satupun laki-laki, para perempuan di Suku Amazon masih bisa hamil dan punya anak.

Dilansir dari National Geographic, mereka menggunakan trik khusus untuk mendapatkan keturunan. Ketika seorang perempuan sudah memasuki usia menikah, mereka harus melakukan sesuatu agar memperoleh keturunan. Caranya, perempuan tersebut akan mengincar suku lain yang memiliki anggota laki-laki dan menculiknya. Pria yang diculik kemudian harus melakukan hubungan intim dengan perempuan suku Amazon hingga berhasil hamil.

Setelah positif hamil, pria yang diculik akan dikembalikan ke suku aslinya. Untuk menjaga garis keturunan yang semuanya berjenis kelamin perempuan, perempuan Amazon tidak segan untuk membuang anaknya yang baru lahir ke hutan jika berjenis kelamin laki-laki.

Sebaliknya, jika anaknya yang lahir perempuan, maka sang anak akan dirawat dan dibesarkan serta dilatih hingga tangguh dan kuat laiknya prajurit. Para ibu dari Suku Amazon ini akan melatih anaknya dengan sangat keras agar mereka kelak bisa menjadi seorang perempuan ksatria yang mahir menggunakan senjata dan menguasai wilayah tempat tinggalnya.

Selain itu, perempuan Suku Amazon dikabarkan memiliki kebiasaan yang menyeramkan. Mereka rela memotong sebelah payudaranya supaya tubuhnya menjadi ringan dan mudah saat memanah. Bagi mereka, permukaan dada yang rata akan membuat proses memanah lebih fokus. Dikabarkan, kebiasaan itu dilakukan ketika para perempuan tersebut masih bayi. Sang ibu membuat alat dari perunggu merah kemudian ditempelkan pada payudara kanan agar pertumbuhannya terhenti sehingga semua kekuatan dan pertumbuhan dialihkan kepada bahu dan lengan bagian kanan.

Namun, sampai saat ini, kenyataan tentang kisah para perempuan Amazon masih banyak yang menyangkal. Pasalnya, hampir tidak ditemukan bukti nyata berupa peninggalan maupun eksistensi mereka. Meskipun demikian, tidak sedikit yang percaya bahwa mereka benar-benar hidup di pedalaman Amazon berdasarkan catatan tentang mitologi yang memang ada.

Bahkan, kematian seorang peneliti masyarakat adat, Moises Kampes, pada 9 September 2020 lalu akibat panah yang dihunuskan sekelompok suku asli pedalaman Amazon, menjadi penanda bahwa suku yang tak pernah bersentuhan dengan dunia luar tersebut memang ada. Hal itu tidak menutup kemungkinan adanya suku perempuan yang mendiami pedalaman Amazon.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Natal Berjalan Aman dan Damai, Masyarakat Rayakan dengan Sukacita

JAKARTA — Perayaan Natal 2024 di Indonesia berjalan dengan lancar dan damai, mulai dari malam kudus hingga hari raya. Masyarakat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini