Gara-gara Kotor, India Lebih Kebal Terhadap Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DEHLI – India adalah salah satu contoh sukses negara dan warganya yang punya kekebalan tinggi.

Menurut data yang tercatat, sebagai negara dengan populasi no 2 terbanyak di dunia, hanya seperenam kasus yang menimpa warganya.  Dalam catatan tahun 2020, angka kematian pasien Covid-19, di India hanya mencapai kurang dari 2 persen. Angka tersebut termasuk yang terendah di dunia.

Seorang ahli menyebutkan lebih dari 50 persen populasi di India telah mengembangkan kekebalan alami terhadap virus Covid-19. Fakta ini dikuatkan oleh tes serogis terhadap antibody Covid-19 yang dilakukan secara besar-besaran oleh sebuah lembaga kesehatan, Thyrocare.

Pendiri Thyocare, Dr A Velumani mengatakan, alam telah mengimunisasi masyarakat India.  Meskipun terdengar kurang masuk akal karena sebagian besar masyarakat India hidup dengan udara yang memiliki polusi sangat buruk. Bahkan, akibat polusi ini menyebabkan kematian lebih dari satu juta orang India pertahunnya. Tak hanya itu, masyarakat India juga sulit mendapatkan air bersih, makanan yang tidak begitu higenis, bahkan tinggal di lingkungan padat dan kumuh.

Justru hal inilah yang menurut para peneliti, membuat mereka rentan pada penyakit; penyakit yang tidak menular seperti jantung, penyakit pernafasan kronis, kanker, maupun diabetes.

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa air yang aman, sanitasi dan kondisi higenis sangat penting untuk perlindungan kesehatan termasuk terhadap Covid-19. Dalam sebuah studi bersama antara WHO, Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan UNICEF, disebutkan hampir tiga miliar orang, atau sekitar 40 persen populasi global tinggal di negara berkembang, kekurangan ‘fasilitas cuci tangan dasar’.

WHO jelas khawatir lingkungan yang buruk ini akan memicu penyebaran virus Covid-19 semakin luas.

“Biasanya akses kebersihan, termasuk dalam fasilitas kesehatan yang kurang baik, juga sanitasi yang buruk pada negara-negara berkembang atau berpenghasilan rendah sering diyakini sebagai penyebab tingginya penyakit menular,” ujar Dr Shekhar Mande selaku Direktur Jenderal Dewan Riset Ilmiah (CSIR).

Nah, sebaliknya para ilmuwan India menunjukkan bahwa kebersihan yang rendah, kurangnya meminum air yang bersih, ataupun kondisi lingkungan yang tidak sehat, sebenarnya telah menyelamatkan banyak nyawa terhadap Covid-19.

Praveen Kumar dan Bal Chander, dari Dr Rajendra Prasad Government Medical College menganalisis data dari 122 negara, termasuk 80 negara yang berpengahasilan tinggi dan menegah ke atas. Keduanya berpendapat bahwa kematian akibat Covid-19 di negara berkembang lebih rendah dibandingkan negara-negara dengan tingkat kebersihan yang tinggi.

Negara-negara dengan lingkungan yang buruk biasanya masyarakatnya mempunyai bakteri yang terdapat pada darah, seluran kemih serta infeksi kulit. Namun bakteri itu diyakini menghasilkan sitokin antivirus atau molekul yang membantu melawan patogen (interferon) yang dapat melindungi sel dari virus Covid-19.

Penelitian ini dibantah Krutika Kuppalli, asisten professor penyakit menular di Medical University of South Carolina. Ia mengatakan, penelitian baru tersebut masih berupa asumsi yang belum terbukti secara pasti dengan cara ilmiah.

Berbagai faktor mungkin saja ada di balik tingkat kematian yang rendah. Hal itu tidak bisa di pungkiri. Faktanya seperti kata Prof Kuppali, masih banyak yang harus dipelajari terkait penyebaran virus Covid-19 sebab keberadaannya baru mencapai 10 bulan lebih memasuki pandemi.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini