MATA INDONESIA, JAKARTA – Gara-gara curhat kepada Presiden Joko Widodo, puluhan preman pelaku pungli (pungutan liar) terhadap supir truk kontainer di kawasan Tanjung Priok Jakarta Utara ditangkap.
Para pemalak ini rata-rata adalah preman pengangguran dan karyawan swasta yang terbiasa menjalankan aksi pungli di kawasan industri tersebut.
”Dari Polres Utara mengamankan 42 orang dari dua TKP. Kemudian Polsek Cilincing dan Tanjung Priok mengamankan enam dan delapan orang. Juga Polres Metro Tanjung Priok atau KP3 mengamankan tujuh orang,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Jumat 11 Juni 2021.
Selama ini para pemalak ini nyaris tak tersentuh oleh aparat dan mereka melakukan aksinya setiap hari kepada para pengemudi truk kontainer.
Karena tak tahan dipalak terus setiap hari, para pengemudi kemudian mengadu ke Presiden Joko Widodo saat meninjau Terminal Tanjung Priok pada Kamis 10. Jokowi pun kemudian menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan meminta untuk memberantas aksi premanisme tersebut.
”Kemarin kita ketahui ada kegiatan tatap muka Bapak Presiden dengan sopir truk kontainer di pelabuhan. Ada keluhan dari sopir kontainer tentang adanya pungli dilakukan oleh karyawan dan preman hingga menghambat perekonomian,” kata Yusri.
Yusri menjelaskan, para pelaku yang ditangkap melakukan pungli kepada para sopir di lokasi yang berbeda-beda, mulai dari jalan raya hingga mengarah masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Para pelaku telah memiliki pos masing-masing untuk mengambil uang dari para sopir truk tersebut dengan besaran yang berbeda-beda.
”Ini yang dilakukan oleh pelaku pungli (meminta) uangnya mulai dari Rp 2.000, Rp 5.000, sampai Rp 20.000. Jadi masuk per pos-pos,” ujar Yusri.
Dalam dialog antara supir truk dengan Presiden, awalnya Jokowi bertanya kepada mereka tentang persoalan-persoalan yang ada di kawasan terminal. Sebab, ia mendapat informasi adanya aksi pungli dan persoalan lainnya di kawasan tersebut.
”Saya mendapatkan keluhan yang saya lihat dari media sosial, terutama driver banyak yang mengeluh karena urusan bongkar muat, benar enggak? Tolong nanti diceritakan problemnya apa sehingga kita bisa memberikan jalan keluar,” kata Jokowi dipantau melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
“Jangan sampai ada yang mengeluh karena banyaknya pungutan, itu yang mau saya kejar kalau ada,” tuturnya.
Para pengemudi lantas mengeluhkan soal banyaknya aksi kriminal yang menimpa mereka di kawasan terminal pelabuhan. Aksi kriminal itu berupa penodongan hingga pembegalan.
Salah satu pengemudi truk kontainer bernama Agung bercerita bahwa pada saat New Priok Container Terminal One (NPCT 1) dibangun beberapa waktu lalu, ia dan rekan-rekannya kerap menjadi korban begal. Kala itu kondisi sekitar lokasi pembangunan sering macet.
Tiba-tiba oknum tak dikenal melompat ke truk, menodong pengemudi dengan senjata tajam, lantas mengambil barang yang menempel di kendaraan seperti ban, aki, dan lainnya.
”Kadang juga handphone. Kalau dia berani masuk ke mobil, itu (pengemudi) ditodong kemudian diminta barang-barang kita, handphone, dompet, segala macam uang jalan habis,” kata Agung.
Ketika kejadian itu berlangsung, lanjut Agung, sebenarnya kondisi jalan ramai oleh truk-truk yang juga terjebak macet. Namun para pengemudi lainnya tak ada yang berani menolong pengemudi yang menjadi korban begal.
”Karena dia (pengemudi lain) takut kalau posisinya nanti dia membantu, preman-preman itu akan menyerang balik ke dirinya, maka dia lebih memilih tutup kaca. Itu memprihatinkan sekali,” ujar Agung.
Agung menyebutkan, kejadian itu masih kerap terjadi di waktu-waktu kini. Hanya saja intensitasnya sudah menurun dibandingkan beberapa tahun lalu.
Mendengar keluhan tersebut, Jokowi pun menghubungi Kapolri melalui sambungan telepon. Di hadapan para pengemudi truk kontainer, ia meminta Kapolri menindak kriminalitas yang ada di kawasan Terminal Pelabuhan Tanjung Priok.
“Pak Kapolri, selamat pagi. Ini saya di Tanjung Priok, ada keluhan, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di (Terminal) Fortune, di NPCT One, kemudian di Depo Dwipa, pertama itu,” kata Jokowi.
“Yang kedua juga kalau pas macet, itu banyak driver-driver yang dipalak sama preman-preman. Ini tolong bisa diselesaikan, itu saja,” tuturnya.
Kapolri Sigit pun menyanggupi permintaan Jokowi.
“Siap laksanakan Bapak,” kata Sigit dari sambungan telepon. Dan para pemalak pun ditangkap dan digelandang ke kantor polisi.