Oleh: Soraya Riza )*
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kebijakan ini, pemerintah tidak hanya memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan memanfaatkan sumber daya pangan domestik.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa pihaknya telah berkontribusi dalam mendukung program MBG dengan memanfaatkan lahan-lahan produktif untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, termasuk padi dan jagung. Pemerintah menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ini dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri dan sektor swasta.
Polri merekrut personel yang memiliki keahlian khusus di bidang pertanian, peternakan, perikanan, serta kesehatan masyarakat dan gizi. Langkah ini menunjukkan sinergi yang kuat antara institusi negara dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Selain itu, Kapolri menegaskan bahwa keberhasilan TNI-Polri dalam berbagai agenda nasional dan internasional sepanjang 2024 telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Efek ganda dari keberhasilan tersebut diharapkan dapat terus dioptimalkan di tahun 2025 untuk mendukung program-program pemerintah, termasuk MBG. Sinergisitas dan soliditas antara TNI dan Polri dipastikan akan terus diperkuat demi mencapai cita-cita besar Indonesia Emas 2045.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari organisasi masyarakat. Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menuturkan bahwa Pemuda Pancasila mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan makanan, tetapi juga mencakup aksesibilitas, keberlanjutan sumber daya alam, dan ketersediaan nutrisi yang bergizi. Pendekatan yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga pendidikan, menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Bamsoet menambahkan bahwa ketahanan pangan memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Sektor pertanian, sebagai salah satu pilar utama ekonomi Indonesia, mampu menyerap lebih dari 28 persen tenaga kerja nasional. Dengan adanya dukungan kebijakan seperti MBG, sektor ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnya dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi para petani.
Lebih jauh, Bamsoet menyoroti pentingnya diversifikasi sumber pangan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas. Mengembangkan potensi pangan lokal, seperti umbi-umbian dan sayuran, tidak hanya membantu memperkuat ketahanan pangan tetapi juga meningkatkan keberagaman gizi masyarakat. Dengan demikian, program MBG diharapkan dapat menjadi solusi terhadap masalah gizi di masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda.
Tidak hanya itu, sektor swasta juga turut mengambil peran dalam mendukung program MBG. PT Berdikari, sebagai bagian dari ID FOOD Group, berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan nasional dengan berbagai inisiatif strategis. General Manager Corporate Secretary & Social Responsibility PT Berdikari, Hasbi Al-Islahi, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengembangkan domba Garut Dorper Commercial Cross (GDCC) F2 sebagai alternatif sumber daging nasional. Domba ini memiliki keunggulan dalam hal pertumbuhan bobot yang tinggi dan daya tahan terhadap penyakit, sehingga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pasokan daging di Indonesia.
Selain itu, PT Berdikari juga memperluas pangsa pasar ke Indonesia Timur melalui kerja sama strategis dengan PT Pelni dalam penyediaan bahan baku pangan. Kerja sama ini menunjukkan bahwa sektor swasta dapat memainkan peran penting dalam mendukung program pemerintah untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan bergizi bagi masyarakat.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut menunjukkan bahwa program MBG bukan hanya sekadar kebijakan sosial, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan nasional yang lebih luas. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat yang tercakup, tetapi juga dari dampaknya terhadap perekonomian lokal. Dengan melibatkan petani, peternak, dan nelayan dalam penyediaan bahan pangan, MBG memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi masyarakat di berbagai daerah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Melalui kolaborasi yang melibatkan pemerintah, institusi negara, organisasi masyarakat, dan sektor swasta, program Makan Bergizi Gratis bukan hanya sekadar kebijakan sosial, tetapi juga bagian integral dari pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Dengan menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, Indonesia semakin siap menghadapi tantangan global di masa depan. Langkah-langkah nyata seperti ini menjadi fondasi penting dalam mewujudkan cita-cita besar menuju Indonesia yang sehat, kuat, dan sejahtera menuju tahun emas 2045. Pemerintah dengan tegas menunjukkan bahwa upaya mewujudkan kemandirian pangan adalah tanggung jawab bersama yang harus terus diperjuangkan.
Jika komitmen ini terus dijalankan dengan konsisten, Indonesia akan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, termasuk ancaman krisis pangan dan perubahan iklim. Program MBG menjadi bukti bahwa dengan kerja sama yang solid antara berbagai elemen bangsa, cita-cita besar menuju Indonesia yang sejahtera dapat terwujud.
)* Penulis adalah kontributor Jendela Baca Nusantara