MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak usah malu bermain layang-layang meski usia bukan kanak-kanak lagi.
Banyak orang dewasa yang memang hobi bermain layang-layang. Salah satunya adalah Rahman Jablo (46 tahun). Warga Lampung yang tinggal di Jakarta ini mengaku bermain layang-layang adalah hobi yang ditekuninya sejak kecil. ”Sampai kuliah dan bekerja, saya masih bermain layang-layang,” ujarnya kepada Mata Indonesia.
Bagi penggemar layang-layang di Indonesia, ada beberapa komunitas penggemar layang-layang. Salah satunya adalah Komunitas Pelangi (persatuan layang-layang Indonesia). Komunitas ini cukup besar karena menampung ratusan orang penggemar layang-layang.
Didirikan sejak tahun 1996, komunitas ini benar-benar fokus pada permainan layang-layang. Anggotanya menyebar di seluruh Indonesia. Malah mereka punya beberapa komunitas di beberapa daerah seperti Pelangi Jogja, Museum Kite Team, Pelangi Cilacap.
Amalia, salah seorang yang aktif di komunitas ini mengungkapkan bahwa tujuan utama organisasi ini adalah memberikan edukasi. ”Kami lebih banyak memberikan edukasi memperkenalkan ke masyarakat dan anak-anak bagaimana serunya bermain layang-layang. Jadi anak-anak tidak ketergantungan dengan gadget,” ujar Amalia kepada Mata Indonesia.
Amalia bersama teman-temannya terkadang melakukan workshop ke sejumlah sekolah untuk mengenalkan layang-layang. Pelangi pun seringkali mengadakan festival maupun kompetisi menerbangkan layang-layang. ”Kegiatan kami banyak diantaranya mengajarkan bagaimana mewarnai layangan. Disini anak dan orangtua akan bersama-sama mewarnai layangan, seru kan,” katanya.
Tak hanya itu komunitas ini sering mengajak orang tua dan anak-anak untuk sama-sama menerbangkan layang-layang di udara terbuka. Sayangnya kegiatan-kegiatan seru ini terhambat karena pandemik covid-19.
Amalia hanya berpesan supaya permainan layang-layang ini terus dilestarikan khususnya oleh anak-anak muda milenial.
”Semoga anak-anak generasi penerus terus berkarya, melestarikan budaya tradisional permainan Layang-layang di Indonesia,” katanya.
Reporter: Fajar Nur Alamsyah