Band soft rock asal Bandung, Aftertones, baru saja merilis sebuah karya yang jujur dan relevan, berjudul Adegan Dewasa. Lagu ini juga menjadi judul mini album terbaru mereka, yang merepresentasikan realitas kehidupan dewasa yang penuh tekanan. Dalam lagu ini, Aftertones menggambarkan berbagai aspek kehidupan yang sering dianggap menakutkan, mulai dari kewajiban membayar pajak, bertahan dengan keterbatasan, hingga fenomena mengkhawatirkan tentang pinjaman online (pinjol), yang saat ini menjadi isu serius di kalangan masyarakat menengah, terutama di Jawa Barat.
Dengan sentuhan musik city pop Jepang era 1980-an, Adegan Dewasa membawa nuansa yang segar dan mengingatkan pendengar pada karya-karya sang legenda, Tatsuro Yamashita. Lagu ini menggambarkan kehidupan para pekerja kantoran secara relatable, dari rutinitas sederhana seperti membuat secangkir kopi dan mengenakan kemeja putih, hingga tantangan menghadapi tekanan finansial dan tagihan yang mencekik. Melalui lagu ini, Aftertones berharap dapat menyampaikan pesan untuk mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman online dan mengajak pendengarnya untuk merenung tentang realitas kehidupan dewasa yang semakin kompleks.
Setelah sukses dengan beberapa single sebelumnya seperti She’s a Player, COMA, dan Love Therapy, Aftertones terus menunjukkan komitmennya untuk mengeksplorasi lebih banyak warna musik. Dengan album mini Adegan Dewasa, mereka berambisi untuk memperkenalkan “musik racun” yang lebih luas dan memberikan pengalaman musikal yang unik bagi para pendengar di tahun 2025. Band yang terbentuk pada 2019 ini, telah menciptakan jejak yang kuat di dunia musik, menggabungkan pesona klasik Adult-Oriented Rock (AOR) dengan tema-tema modern yang sangat relevan.
