Bagaimana Nasib 11 Pemain Timnas U-19 yang Dicoret?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong mencoret 11 pemain dalam timnya. Lantas, bagaimana nasib 11 pemain tersebut?

Sebanyak 11 pemain dipulangkan pada lanjutan pemusatan latihan (TC) tim nasional Indonesia U-19 di Jakarta. Para pemain ini dipulangkan pada Senin 10 Agustus 2020.

Saat ini Garuda Muda terus diasah kemampuannya oleh pelatih Shin Tae-yong. Mereka berlatih tiap hari di Stadion Madya, Jakarta bersama dengan timnas Indonesia.

“Setelah mendapat informasi dari pelatih Shin Tae-yong, 11 pemain ini kami kembalikan ke klub. Sisa pemain yang ada akan mengikuti TC hingga kami berangkat ke luar negeri (Korea Selatan/Eropa),” kata Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dikutip dari laman resmi klub, Rabu 12 Agustus 2020.

Iriawan berpesan, meski tidak terpilih, 11 pemain harus tetap bersemangat dan bekerja keras karena tidak menutup kemungkinan pelatih Shin Tae-yong akan memanggil kembali.

“PSSI akan terus mendukung program latihan dari pelatih Shin Tae-yong untuk timnas Indonesia baik senior maupun U-19. Kami harap kedua tim yang sedang melakukan TC di Jakarta ini terus mengalami perkembangan yang baik demi torehan prestasi timnas,” ujar pria yang akrab disapa Iwan Bule.

Timnas U-19 menjalani TC untuk mengikuti Piala AFC U-19 2020 yang akan berlangsung 14 hingga 31 Oktober mendatang di Uzbekistan. Garuda Muda berada di Grup A bersama tuan rumah Uzbekistan, Kamboja, dan Iran.

11 pemain yang dicoret

1. Alif Jaelani – Barito Putera

2. Arya Putra Gerryan S – Borneo FC

3. Muhammad Rifaldo Lestaluhu – Mitra Kukar

4. Sutan Zico – Persija Jakarta

5. Hamsa Lestaluhu – Bhayangkara FC

6. Figo Sapta Fahrezi – Persija Jakarta

7. Deka Muhammad Toha – ASAD 313

8. Miftahul Husyen – Bhayangkara FC.

9. Kartika Vedhayanto Putra – PSIS Semarang

10. Mahmud Cahyono – PPOP DKI Jakarta

11. Muhammad Darmawan – PPLP DKI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini