MATA INDONESIA, JAKARTA-Aturan sistem ganji genap saat ini memang tengah diberlakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Namun, tahukah Anda, destinasi wisata Candi Borobudur juga menerapkan hal serupa tapi bagi para pedagangnya.
Aturan ganjil genap ini tujuannya sama untuk mengurangi kepadatan. Para pedagang di Borobudur juga sepakat menerapkan itu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Seorang pedagang di Sentra Kerajinan Makanan Borobudur atau SKMB Taman Wisata Candi Borobudur, Sri Winayah mengatakan para pedagang harus mematuhi aturan berjualan secara bergiliran.
“Kios genap berjualan di tanggal genap, kios ganjil buka di tanggal ganjil,” kata perempuan 50 tahun itu.
Lantaran berdagang dua hari sekali, Sri Winayah mengatakan pendapatannya turun drastis. Ditambah lagi kiosnya tutup sekitar empat bulan sejak pandemi Covid-19 merebak pada pertengahan Maret 2020.
“Mudah-mudahan corona segera berlalu dan kondisi ekonomi pulih kembali,” ujarnya.
Selain pedagang di Sentra Kerajinan Makanan Borobudur atau SKMB Taman Wisata Candi Borobudur, para pengusaha wisata di sekitar Candi Borobudur kembali beroperasi sejak pembukaan kembali Taman Wisata Candi Borobudur beberapa waktu lalu.
Pemilik Pawon Luwak Coffee, Prana Aji, mengatakan setelah tutup selama lima bulan karena pandemi Covid-19, dia mulai membuka lagi usahanya pada pekan lalu.
Prana Aji memberanikan diri membuka lagi kedai kopinya setelah memperhatikan taman parkir Candi Borobudur yang mulai ramai dengan kendaraan pengunjung. Kendati saat ini jumlah kunjungan belum sebanyak dulu, setidaknya dia punya pemasukan.