5 Fakta Pesawat Boeing 737 MAX yang Kini Dibuang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pesawat terbang seri 737 MAX keluaran Boeing boleh dikatakan adalah produk perusahaan asal Amerika Serikat tersebut yang paling ditolak oleh dunia saat ini.

Pesawat itu dianggap berbahaya dan tak layak pakai, setelah dua kecelakaan tragis terjadi dalam kurun waktu lima bulan dengan pesawat 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia.

Boeing 737 MAX kini produksinya sudah ditangguhkan. Berikut, lima fakta di balik pembuatan Boeing seri 737 MAX ini:

1. Generasi Keempat Boeing 737

Seri 737 MAX adalah generasi keempat dari Boeing 737, yang didesain ulang dengan bodi ramping, menggunakan engine CFM International LEAP-1B serta perubahan-perubahan aerodinamis. Secara umum, 737 MAX adalah pesawat penumpang yang canggih.

2. Pembuatan dan Penerbangan Perdana

Boeing mengumumkan pembuatan seri 737 MAX ini pada 2011 lalu. Pesawat ini terbang perdana pada 29 Januari 2016, lalu mendapat sertifikat FAA pada Maret 2017. Malindo Air, anak perusahaan Lion Air adalah maskapai pertama yang menggunakan pesawat ini untuk kepentingan komersil pada 2017.

3. Dua Kecelakaan Maut

Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air Boeing 737 MAX dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Korban tewas dalam insiden ini adalah 189 orang penumpang dan awak kabin.

Baru berselang lima bulan setelah tragedi JT-610, pesawat seri yang sama milik maskapai Ethiopian Airlines jatuh di Bandara Addis Ababa dan menewaskan 157 orang.

4. Produksi Dihentikan

Pada Januari 2020, Boeing resmi menghentikan produksi pesawat seri 737 MAX, setelah dua kecelakaan hebat di Indonesia dan Ethiopia. Penghentian produksi juga disebabkan FAA belum menerbitkan izin untuk pesawat tersebut terbang kembali. April 2020 lalu, Boeing menyatakan akan berusaha untuk mendapatkan kembali izin terbang untuk 737 MAX, yang direncanakan beroperasi lagi pada Agustus 2020.

5. Angle of Attack

Hasil investigasi dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX 8 di Indonesia dan Ethiopia menunjukkan adanya masalah utama yang sama, yakni Angle of Attack.

Angle of Attack adalah parameter dasar dari penerbangan, yang mengukur derajat antara aliran udara dan sayap pesawat. Jika terlalu tinggi, maka dapat membuat pesawat mengalami kegagalan aerodinamis.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini