Warisan Budaya Subak Bali Jadi Google Doodle Hari ini, Apa Maknanya?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tampilan Google Doodle hari ini, Senin 29 Juni 2020, merupakan warisan budaya Tanah Air bernama Subak di Bali. Melalui ilustrasi yang dibuat ilustrator Tanah Air, Hana Augustine, terlihat seorang petani yang sedang mengawasi persawahan.

Subak merupakan sistem irigasi dan manajemen pengairan sawah secara tradisional di Bali. Tepat tanggal 29 Juni 20212, Unesco sendiri sudah memasukkan Subak sebagai salah satu warisan budaya dunia.

Selain infrastruktur irigasi, Subak juga merujuk pada tradisi sosial irigasi masyakat Bali yang dianggap sebagai cerminan dari filosofi kuno Bali Tri Hita Karana. Ini dapat diterjemahkan menjadi “tiga penyebab kesejahteraan” dan menggambarkan cita-cita kerohanian, antarpribadi, dan harmoni alami.

BACA JUGA: Main Yuk! Ada Game Coding Seru di Google Doodle Hari Ini

Ketiga penyebab kesejahteraan tersebut adalah hubungan harmonis manusia dengan Tuhan, hubungan harmonis dengan sesama manusia, dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya.

Diturunkan dari generasi ke generasi, subak masih digunakan sejak awal abad ke-9 hingga saat ini. Menurut situs pemerintah daerah buleleng, kata Subak tertulis dalam prasasti Pandak Bandung yang bertuliskan tahun 1072 Masehi.

Subak mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur. Para petani Indonesia berhasil mempertahankan keseimbangan yang harmonis antara tanah dan komunitas petani yang menuai manfaatnya.

Pembagian air dilakukan secara adil dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BEM Nusantara DIY Gelar Aksi Peringatan Hari Buruh Internasional

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara DIY melakukan aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Titik Nol Yogyakarta pada Rabu, 1 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini