Ada Konflik Geopolitik, Rupiah Bakal Melemah di Awal Pekan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Konflik geopolitik antara AS-Cina, Korea Utara-Korea Selatan, dan India-Cina bakal menjadi sentimen negatif bagi laju rupiah di awal pekan, 22 Juni 2020. Jumat lalu, rupiah ditutup melemah 0,16 persen ke Rp 14.100 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal pun memprediksi rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS.

Ia mengatakan, sentimen positif dari data neraca perdagangan yang surplus maupun penurunan suku bunga acuan BI belum cukup untuk menopang laju rupiah untuk balik ke zona hijau hari ini.

“Tantangan penguatan rupiah di pekan depan adalah konflik geopolitik AS-Cina, Korea Utara-Korea Selatan, dan India-Cina,” ujarnya Jumat, 19 Juni 2020 melansir kontan.coid.

Faisal juga menilai aset-aset berisiko seperti rupiah masih riskan karena dolar berpotensi kembali menguat. Apalagi pandemi corona (covid-19) belum juga mereda dan kembali membuat cemas.

Selain itu, pelaku pasar juga akan menanti data indeks manufaktur dan sektor jasa dari beberapa negara.

“Jika data ekonomi tersebut membaik, Faisyal mengatakan itu merupakan tanda bahwa ekonomi mulai membaik dan bisa memberi angin segar bagi rupiah,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini