Menristek: Virus Corona 20 Kali Lebih Kuat dari SARS, Jangan Anggap Remeh!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Virus corona yang tengah wewabah di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, memiliki daya tular 20 kali lipat lebih kuat dari SARS. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset, dan Inovasi, Bambang Brodjonegoro.

Oleh sebab itu, kata dia penyebaran virus asal Wuhan itu begitu cepat sehingga kehadirannya menjadi ancaman besar bagi seluruh negara, termasuk Indonesia.

Untuk mengantisipasinya, sejak awal Maret 2020, dirinya telah membentuk konsorsium yang beranggotakan kementerian, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi dan industri.

“Konsorsium tersebut bertugas melakukan pencegahan screening dan diagnosis, pengobatan dan terapi, serta pengembangan alat kesehatan dan pendukungnya,” kata dia.

Bambang mengungkapkan, Kemenristek bersama konsorsium juga melakukan inovasi untuk membantu penanganan virus Corona. Saat ini, sudah ada sejumlah produk produksi dalam negeri untuk percepatan penanganan Covid-19.

Mulai dari, Rapid Test Kit, PCR Test Kit, Emergency Ventilator, Imunomodulator Herbal, Plasma Convalesence, Mobile Lab Bio Safety Level (BSL) 2, sistem Artifical Intelligence (AI) untuk mendeteksi Covid-19. Kemudian, Autonomous UVC Mobile Robot, hingga Powered Air Purifying.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Indonesia dapat menemukan vaksin virus corona (Covid-19). Sehingga, Indonesia tidak bergantung kepada negara lain dalam mengembangkan vaksin untuk menghadapi pandemi virus corona.

“Saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan hanya import sekarang ini bisa mandiri, karena bisa diproduksi sendiri,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini