MATAINDONESIA, JAKARTA – Sejarah Kerajaan Tarumanegara bagi siswa kelas 4-6 SD dibahas dalam Program Belajar dari Rumah TVRI pada Kamis 30 April 2020 membahas. Terdapat pertanyaan kepada para siswa untuk menjelaskan sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara.
Jawaban:
Mengutip buku Cerita Kerajaan Nusantara Populer (2010) karya Amir Hendarsah, Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua ke-2 di Indonesia.
Tarumanegara berasal dari dua kata, yaitu Taruma, diambil dari nama sungai yang membelah Jawa Barat. Serta Negara yang artinya kerajaan atau negara.
Keberadaan Kerajaan Tarumanegara juga diperkuat dari berita Tiongkok yang menyebut Tolomo untuk Kerajaan Tarumanegara. Selain itu juga dari kisah Gulawarman, pendeta dari Khasmir yang mengatakan bahwa agama yang dianut rakyat Tarumanegara adalah Hindu.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada 358-382 Masehi, di tepi Sungai Citarum yang saat ini masuk dalam Kabupaten Lebak, Banten.
Masa Kejayaan
Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara mulai tumbuh saat dipegang oleh cucunya, yaitu Purnawarman. Ia memerintah pada 395-434 Masehi dan bergelar Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhima Prakarma Suryamaha Purusa Jagatpati.
Kemasyhuran Kerajaan Tarumanegara dicatat oleh prasasti zaman Purnawarman, di antaranya pembangunan pelabuhan dan beberapa sungai sebagai sarana perekonomian. Purnawarman juga dikenal memperluas kekuasaan dengan menaklukkan beberapa kerajaan kecil di Jawa Barat.
Pemerintahan Purnawarman sangat memperhatikan aliran sungai. Sungai-sungai diperbaiki, seperti tahun 410 Masehi Purnawarman memperbaiki Kali Gangga hingga Sungai Cisuba yang terletak di daerah Cirebon. Pada 412 Masehi, dirinya juga memperindah alur Kali Cupu yang mengalir hingga istana raja.
Tahun 413 Masehi membangun Sungai Cimanuk dan pada 417 Masehi, Kali Gomati dan Cakrabaga diperbaiki. Terakhir pada 419 Masehi, dirinya memperintahkan untuk memperdalam Sungai Citarum yang dinilai sebagai sungai terbesar di wilayah Kerajaan Tarumanegara.
Sungai menjadi sarana perekonomian penting sehingga pembangunan sungai membangkitkan perekonomian pertanian dan perdagangan. Setelah itu beberapa raja tercatat memerintah Kerajaan Tarumanegara, seperti:
Wisnuwarman (434-455 Masehi), Indrawarman (455-515 Masehi), Candrawarman (515-535 Masehi), Suryawarman (535-561 Masehi), Kertawarman (561-628 Masehi), Sudhawarman (628-639 Masehi), Hariwangsawarman (639-640 Masehi), Nagajayawarman (640-666 Masehi), Linggawarman (666-669 Masehi).
Masa keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran setelah dipegang oleh Sudhawarman. Yakni saat sang raja memberikan kebijakan otonomi daerah kepada raja-raja di bawahnya. Kebijakan tersebut tanpa pengawasan.
Karena tidak diwasi, terjadilah perpecahan di Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan tersebut pecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.