Makkah Masih Ditutup, Arab Saudi Mulai Longgarkan Lockdown

Baca Juga

MATA INDONESIA, JEDDAH – Mulai berangsur-angsur berkurang pandemi Covid 19, beberapa kota di wilayah Arab Saudi mulai dibuka. Namun, Makkah tetap ditutup karena masih dianggap zona merah.

Suasana Masjidil Haram dalam kondisi lockdown
Suasana Masjidil Haram dalam kondisi lockdown

Arab Saudi melakukan kebijakan lockdown total atau penutupan wilayah selama 24 jam untuk memerangi penyebaran penularan Covid-19 di negara itu.

AFP memberitakan, sejak Minggu 26 April 2020, pemerintah mulai membuka aktivitas di beberapa kota mulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Pelonggaran masa lockdown tersebut dilakukan hingga 13 Mei.

Sejumlah pusat perbelanjaan dan toko-toko lainnya boleh melakukan aktivitas perdagangan mereka selama jam-jam yang diperbolehkan. Banyak warga yang memilih keluar dan berbelanja ke pasar-pasar.

Masjidil Haram hingga saat ini masih ditutup dan suasana Kabah masih terlihat lengang dan sepi.

Sejumlah negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara juga memberlakukan pelonggaran masa lockdown selama masa-masa bulan Ramadan ini.

Arab Saudi tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah kasus penyebaran virus corona tertinggi di negara-negara Arab lainnya. Pada Sabtu (25/4) Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan jumlah kasus virus corona di negara itu mencapai 16.299. Total 136 pasien yang tertular meninggal dan 2.215 sembuh.

Arab Saudi menunda penyelenggaraan umrah sejak bulan lalu demi menekan penyebaran virus corona di negara mereka. Pemerintah Kerajaan juga belum mengumumkan untuk melanjutkan rencana penyelenggaraan haji yang jatuh pada Juli. Meskipun demikian, mereka meminta umat Islam di seluruh dunia untuk menunda persiapan haji.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini