MATA INDONESIA, JAKARTA – Para mahasiswi yang tinggal disebuah asrama di Gurajar, India Barat, mengeluh karena dipaksa untuk telanjang dan menunjukan pakaian dalam mereka kepada dosen perempuan. Hal ini dilakukan pihak kampus untuk membuktikan kalau mereka tidak sedang menstruasi.
Sebanyak 68 mahasiswi ditarik ke luar ruang kelas dan dibawa ke toilet, mereka diminta secara terpisah melepas celana dalamnya untuk diperiksa. Bagi mereka pengalaman tersebut sangat menyakitkan dan membuat trauma.
Insiden itu terjadi di kota Bhuj pada Selasa lalu. Mereka adalah mahasiswa sarjana di Shree Sahajanand Girls Institute (SSGI), yang dikelola oleh sekte Swaminarayan, sebuah kelompok agama Hindu yang kaya dan konservatif.
Di asrama tersebut ada aturan untuk wanita yang sedang menstruasi, yaitu dilarang memasuki kuil dan dapur. Selain itu merkea juga tidak diizinkan menyentuh siswa lain selama menstruasi.
Menurut informasi, saat makan, mahasiswi yang sedang menstruasi harus duduk berjauhan dari teman-temannya. Mereka juga diharuskan membersihkan piring sendiri. Saat di ruang kelas, mereka harus duduk di bangku terakhir.
Seperti dilansir dari BBC, Senin 17 Februari 2020, salah satu mahasiswi bernama Prashant Gupta mengatakan aturan yang ada di asramanya mengharuskan mahasiswi mencatat nama mereka jika sedang menstruasi. Hal ini untuk membantu pihak berwenang menandai mereka.
Namun, selama dua bulan terakhir, tidak ada satu pun mahasiswi yang mencatat namanya. Pemimpin asrama mengeluh jika banyak mahasiswi yang sedang menstruasi, namun memasuki dapur, pergi ke dekat kuil, dan bergaul dengan teman lainnya.
Pada Kamis, sekelompok mahasiswi protes di kampus, menuntut tindakan terhadap pemimpin perguruan tinggi yang telah mempermalukan mereka.
Darshana Dholakia, Wakil Rektor universitas tersebut menyalahkan mahasiswinya. Dia mengatakan bahwa mereka telah melanggar peraturan dan beberapa dari mereka sudah minta maaf.
Namun, beberapa mahasiswi mengatakan jika mereka berada di bawah tekanan dari pihak kampus untuk menutup mulut mengenai masalah yang sedang terjadi.
Jumat lalu, Komisi Wanita Negara Bagian Gujarat melakukan penyelidikan atas kasus tersebut, dan meminta mahasiswa menceritakan semuanya.
Kasus ini bukan pertama kalinya, tiga tahun lalu di sebuah sekolah di India Utara, sebanyak 70 siswi ditelanjangi oleh polisi wanita setelah dia menemukan darah di pintu kamar mandi.
Diskriminasi terhadap wanita karena menstruasi tersebar luas di India, wanita menstruasi dianggap tidak suci. Mereka sering dikecualikan dari acara sosial dan keagamaan, ditolak masuk ke kuil dan tempat suci, serta dijauhkan dari dapur.
(Mila Arinda)