Air Surut, Bandara Halim Beroperasi Lagi Meski Belum Normal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA - Setelah landasan pacunya sempat terendam banjir sekitar 30 sampai 40 cm, Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta kini sudah beroperasi kembali.

Dari pantauan di lapangan, meski air sudah surut sejak Rabu 1 Januari 2020 sore tadi, operasi Bandara Halim belum sepenuhnya maksimal. Sejumlah penerbangan terpaksa dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

“Untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang penerbangan dari Halim Perdanakusuma tetap dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Nandang Sukarna di Jakarta.

Sementara ini, pesawat di Bandara Soetta lebih siap mengangkut penumpang yang seharusnya berangkat dari Bandara Halim.

Nandang menambahkan pihaknya menyediakan bus gratis bagi penumpang untuk diangkut dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Soekarno-Hatta, begitu juga sebaliknya.

“Begitu pula destinasi yang menuju Bandara Halim, kita berikan pengantaran dari Bandara Soekarno-Hatta ke area Jakarta Timur mendekati Halim kita siapkan bus juga dari Cengkareng,” ujarnya.

Bagi penumpang yang sudah tiba di bandara Halim Perdanakusuma dan ingin membatalkan penerbangannya, maka uang tiket dikembalikan 100 persen dari harga pembelian.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini