Catatan Akhir Tahun, Kinerja Positif BIN Bikin Indonesia Aman dan Damai

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beragam konflik sosial dan politik mewarnai Indonesia sepanjang tahun 2019. Mulai dari kisruh selama Pilpres 2019, teroris hingga konflik Papua ternyata mampu diredam dengan baik oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Padahal dari semua konflik tersebut diprediksi mengancam stabilitas keamanan negara, dan menyebabkan disintegrasi bangsa ini. Beruntung semuanya mampu dicegah berkat sistem intelijen Indonesia yang berfungsi dengan baik.

Menurut pengamat intelijen Stanislaus Riyanta, kondusifnya keamanan negara ini tak lepas dari peran aktor belakang layar, yakni Badan Intelijen Negara (BIN). Stanislaus menyebut, selama 2019 ini BIN telah menjalankan fungsi sistem intelijen dengan baik.

Lembaga intelijen ini disebut mampu melakukan deteksi dini dan pencegahan dini atas ancaman negara. Hal itu tercipta karena BIN dibekali dengan kekuatan networking-nya dan mampu menjadi mediator dalam rekonsiliasi konflik.

“Dalam berbagai kasus seperti Papua, selain TNI dan Polri yang menciptakan suasana aman, BIN juga berperan penting untuk menjaga situasi tetap damai,” katanya saat diwawancara Mata Indonesia di Jakarta, Selasa 31 Desember 2019.

Kata Stanislaus, peran BIN juga cukup besar dalam berbagai peristiwa politik. Terutama untuk merajut rekonsiliasi antar tokoh yang sebelumnya berseberangan kemudian menjadi satu untuk membangun negara.

“BIN bergerak secara senyap karena memang prinsipnya seperti itu dan tidak dipublikasikan, namun dampaknya bisa dirasakan cukup baik,” ujarnya.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini