Badai Veronica Ancam Perairan Selatan Jawa, Nelayan Diminta Waspada

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengeluarkan edaran peringatan terkait adanya badai tropis Veronica dan Trevor yang menyebabkan peningkatan gelombang tinggi di perairan pesisir selatan Jawa. Untuk itu warga terutama nelayan diimbau untuk berhati-hati dan waspada.

Kepala BMKG Cilacap, Taruna Mona Rachman mengatakan Siklon tropis Veronica (938 hpa) di Samudra Hindia barat laut Australia dan Siklon Tropis Trevor (982 hpa) di Teluk Carpentaria, Australia muncul dengan kecepatan tinggi.

Kecepatan angin tertinggi kata dia, terpantau di Perairan selatan Jawa Timur hingga Sumba, Perairan selatan Kupang-Pulau Rote, Laut Sawu, Laut Timor selatan NTT, Samudera Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT dan Laut Jawa.

Kemudian Laut Banda bagian selatan, Perairan Kepulauan Letti hingga Tanimbar, Laut Arafuru, Laut Sulawesi bagian timur, dan Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud.

Akibatnya, gelombang dengan tinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpeluang terjadi di Perairan Selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta kemudian Samudera Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta.

“Kondisi tersebut berlangsung mulai 22 Maret 2019 jam 07. 00 WIB sampai dengan 25 Maret 2019 Jam 07. 00 WIB,” katanya.

Dampak tersebut berimbas terhadap keselamatan pelayaran baik operasional perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, kapal kargo atau kapal pesiar. Terkait hal tersebut, pihak BMKG Cilacap pun merilis edaran peringatan dini tersebut. Warga terutama para nelayan diimbau untuk berhati-hati dan waspada.

“Ya, kami keluarkan rilis peringatan itu. Kami mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat agar tetap selalu waspada,” katanya.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini