Geger! Warga Pekalongan Dihebohkan Dua Pohon Rambutan ‘Menangis’ di Halaman Masjid

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Warga Pekalongan dihebohkan dengan fenomena dua pohon rambutan di halaman masjid di Pekalongan, Jateng, digambarkan seperti sedang menangis karena mengeluarkan air dari dahan dan dedaunan.

Pemkab setempat menegaskan peristiwa tersebut bukan fenomena mistis, melainkan gutasi. Apa itu?

“Apabila air itu berlebihan dari yang dibutuhkan tanaman, air itu akan dikeluarkan, namanya gutasi,” kata Plt Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, Rintono, Selasa 17 Desember 2019.

Rintono menjelaskan secara runtut dari fungsi akar yang menyerap air yang kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh tanaman, hingga air berlimpah.

“Pada saat ini kan musim hujan. Jumlah air yang ada di dalam tanah melimpah. Air yang diserap ke atas lebih dari yang dibutuhkan (tanaman), akhirnya dia dikeluarkan dari bentuk air yang seperti titik-titik hujan melalui batang,” katanya.

Menurutnya, titikan air yang muncul seperti hujan lembut tersebut akan habis dengan sendirinya. Peristiwa itu pun bisa terjadi siang maupun malam hari.

“Biasanya kalau batas waktu air sudah seimbang, ya akan habis. Kejadiannya itu sebetulnya tidak siang dan malam, hanya saja malam lebih terasa karena tidak ada terik panas matahari,” katanya.

Rintono mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak menghubung-hubungkan kejadian itu sebagai fenomena mistis. Sebab, fenomena itu memang merupakan kejadian yang normal terjadi.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini