MINEWS, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap mengelontorkan anggaran super jumbo untuk mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia. Sebab, ia meyakini anggaran besar tersebut akan mendongkrak jumlah wisatawan.
Namun demikian, ia mengingatkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama untuk memanfaatkan anggaran agar tepat sasaran. “Kalau negara lain dananya 10, Menteri Pariwisata (Wishnutama) minta 20, saya beri. Tapi, harus tepat sasaran,” ujar Jokowi.
Toh, sambung Jokowi, anggaran jumbo untuk promosi wisata akan mendatangkan turis, termasuk turis asing. Ujung-ujungnya, kedatangan turis akan memberikan tambahan devisa bagi Indonesia.
Devisa ini dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan pembiayaan impor ke negara lain. Selain itu, dibutuhkan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dari mata uang negara lain.
“Tidak apa promosi besar-besaran, silakan Kemenpar,” kata orang nomor satu di Indonesia itu.
Kendati begitu, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan agar kegiatan promosi juga disertakan dengan pembagian segmentasi wisatawan. Mulai dari super premium, premium, menengah, hingga untuk kalangan bawah.
“Jangan dicampur-campur. Labuan Bajo misalnya, tidak semua orang bisa ke sana, bayarnya mahal. Tapi ini masih di-desain memang, tahun depan baru selesai,” katanya.
Kemudian, ia juga ingin pengelolaan destinasi wisata dilakukan secara fokus dan perlahan. Misalnya, saat ini berkonsentrasi lebih dulu pada lima destinasi wisata Bali baru, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Danau Toba, dan Manado.
“Dalam tiga tahun hanya fokus ke lima tempat, insyaallah di akhir 2020 selesai semuanya, airport sudah diperbesar, runway diperpanjang. Sisanya, tiga tahun selanjutnya baru dirampungkan lagi,” katanya.