Viral! Unggah Video Mesumnya Sendiri dengan Selingkuhan, Camat Wonogiri Dipecat

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Entah apa yang merasuki seorang Camat Karangtengah, Wonogiri, Sunarto (55). Dirinya menyebarkan video mesumnya sendiri dengan selingkuhan yang dijadikannya sebagai status whatsapp (WA). Akibatnya, ia dipecat dari jabatannya saat ini sebagai camat.

Warga Karangtengah sempat digemparkan dengan adanya unggahan video tersebut. Video berdurasi sekitar 30 detik itu memperlihatkan adegan tidak senonoh antara Sunarto dengan seorang perempuan ibu rumah tangga, ST, di sebuah ruangan.

Entah sebab apa video itu justru diunggah Sunarto sendiri di status whatsapp-nya sehingga bisa dilihat siapapun yang terhubung dengan akun whatsap-dia. Kasus itu kemudian ditangani oleh kepolisian.

Atas tindakan itu, Pemkab Wonogiri segera mengambil keputusan memberhentikan Sunarto dari jabatan camat.

“Yang bersangkutan sudah kami berhentikan dari jabatannya sebagai camat, sejak Selasa 26 November 2019 malam. Hal itu kami lakukan setelah mendapatkan bukti dan pengakuan dari yang bersangkutan,” ujar Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Jumat 29 November 2019.

Menurut Bupati, tindakan Sunarto mengunggah rekaman video berisi adegan asusila melalui status WA sangat mencerminkan ketidakprofesionalan selalu pelayan publik. Juga dianggap mencederai jabatan dan ASN.

Pemecatan itu juga dalam rangka menjaga kondusifitas suasana di tengah masyarakat, terutama di Kecamatan Karangtengah.

Namun pemecatan itu sebatas dari jabatan dia sebagai camat. Sedangkan sanksi dari statusnya sebagai ASN masih menunggu proses hukum yang berjalan.

“Biarkan proses hukum berjalan, kita hormati bersama, kita percaya pihak berwenang tentu bekerja secara profesional,” katanya.

 

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini