MINEWS, INTERNASIONAL – Otoritas keamanan AS mulai mewaspadai sejumlah aplikasi, terutama yang berasal dari Cina seperti TikTok sebagai media mata-mata yang bisa mencuri teknologi Negeri Paman Sam dan mengancam keamanan negara.
Di sisi lain, TikTok sudah terlanjur meledak di AS dan memiliki banyak pengguna, terutama kalangan muda. Diduga kuat, TikTok terimbas hubungan panas antara AS dan Cina dalam beberapa tahun terakhir, seperti dikutip dari Wired.
Pihak AS mewaspadai sejumlah aplikasi jejaring populer, usai terpukul dengan kebocoran jutaan data pengguna Facebook yang diungkap Cambridge Analytica beberapa waktu lalu. Tapi, kemungkinan nasib TikTok tak semudah Facebook di AS, karena aplikasi tersebut berasal dari Cina.
Dalam sidang dengar pendapat yang digelar di gedung parlemen AS baru-baru ini, para ahli keamanan nasional mulai mempertanyakan, apakah TikTok dalam operasinya berjalan independen, ataukah membawa misi tertentu dari Negeri Tirai Bambu.
“TikTok adalah perusahaan yang punya hubungan dengan Partai Komunis Cina,” kata salah satu Senator AS.
Tapi, AS tak mau menuding terlalu jauh. Mereka mengundang pihak pengelola TikTok hadir dalam sidang dengar pendapat tersebut. Sayangnya, pihak TikTok menolak keras hadir, diikuti sejumlah perusahaan teknologi raksasa lain, seperti Apple yang juga dicurigai dalam kasus yang sama.
Dalam pernyataan resminya, General Manager TikTok AS Vanessa Pappas menjawab semua tudingan miring senator AS yang merasa negaranya terancam dengan kehadiran aplikasi berbasis video singkat tersebut/
“Tim kami di AS membuat keputusan yang kami lihat sebagai keputusan terbaik untuk pasar AS, dan kami diberi kebebasan untuk melakukan hal itu,” kata Pappas.
Ia juga mengatakan bahwa data pengguna TikTok AS disimpan di AS, dan tim moderasi konten untuk pasar AS juga berbasis di dalam negeri, tepatnya di California.