Fitch: Peringkat Utang Stabil, Indonesia Layak Investasi

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Peluang investasi Indonesia makin hari makin kinclong. Hal ini dipastikan setelah lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings (Fitch) mempertahankan peringkat utang atau kredit pemerintah Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil.

Menyikapi penilaian positif tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan hal itu menunjukkan kepercayaan lembaga pemeringkat terhadap daya tahan perekonomian Indonesia. “Ini mencerminkan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia dan resiliensi sektor eksternal Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian,” kata dia seperti dikutip dari keterangan tertulis BI di Jakarta, Sabtu 16 Maret 2019.

Ke depan, kata Perry, BI akan tetap konsisten menempuh bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas eksternal, sekaligus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pihaknya berharap koordinasi institusinya dengan pemerintah dan otoritas terkait akan terus dipererat.

Sebelumnya Fitch memberikan rating dengan menilai beberapa faktor, seperti pertumbuhan ekonomi yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah. Hal ini terjadi karena Indonesia diuntungkan oleh sikap bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang lebih konservatif mulai akhir tahun lalu.

Faktor kunci yang mendukung peringkat Indonesia adalah prospek pertumbuhan ekonomi yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah meski adanya tantangan masih kuatnya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural lainnya yang masih di bawah negara peers.

Lebih lanjut Fitch mengatakan, Indonesia memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan penguatan dibandingkan dengan negara peers, meski PDB Indonesia tahun ini masih diperkirakan melambat menjadi 5 persen dari tahun sebelumnya 5,2 persen.

Peringkat kredit Indonesia pun diyakini tetap terjaga dalam menghadapi gejolak nilai tukar yang mungkin terjadi jika The Fed mengerek bunga acuannya. Beban utang pemerintah yang lebih rendah negara setara menjadi faktor peredam tekanan.

Selama 2019, Fitch memperkirakan inflasi IHK secara rata-rata mencapai 3,4 persen dan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate akan tetap. Perkiraan ini sesuai dengan tujuan BI dalam menekan defisit transaksi berjalan menjadi 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini