IHSG Diprediksi Masih Menguat, Simak Sejumlah Saham Milik BUMN Ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan akan tetap menguat pada perdagangan Rabu ( Oktober 2019.

Sebagai perbandingan pada penutupan pasar kemarin, IHSG menguat 0,65 persen ke level 6.039,60.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memperkirakan IHSG akan menguat dengan support dan resistance di kisaran 6.000 hingga 6.142.

Penguatan IHSG akan disebabkan oleh sikap investor yang akan berfokus pada Pemimpin The Fed pada konferensi tahunan NABE dan pertemuan FOMC soal penetapan suku bunga the Fed pada hari rabu.

“Selain itu, Presiden Cina Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi dilaporkan akan bertemu di pertemuan tidak resmi,” ujar dia kemarin sore.

Sementara dari sisi teknikal, Lanjar mengatakan bahwa IHSG bergerak rebound (menguat) tepat pada level support psikologis 6.000. Indikator Stochastic golden-cross dan RSI bullish reversal momentum dari area oversold.

“Peluang penguatan pada pergerakan IHSG cukup terbuka dengan pengujian level resistance hingga moving average 20 hari. Sehingga kami proyeksikan IHSG kembali bergerak menguat,” kata dia.

Ia juga menyertakan sejumlah saham milik BUMN yang cukup menarik secara teknikal untuk ditransaksikan pada hari ini di antaranya saham Bank BTN (BBTN), Bank BNI (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Waskita Beton Precast (WSBP) dan saham Bukit Asam (PTBA).

Selain itu, ada juga saham dari swasta seperti saham Indah kiat Pulp and Paper (INKP), Tjiwi Kimia (TKIM), Malindo Feedmill (MAIN), Chandra Asri Petrochemical (TPIA), Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), Unilever (UNVR), Bank Permata (BNLI), Sri Rejeki Isman (SRIL), Medco Energi Internasional (MEDC) dan Pakuwon Jati (PWON).

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini