Gudang Kopdes Mampu Tampung Produk Unggulan Desa

Baca Juga

MataIndonesia, Jakarta — Gudang Kopdes/Kel Merah Putih kembali menunjukkan peran strategis dalam upaya memperkuat ekonomi pedesaan melalui pembangunan fasilitas gerai dan pergudangan. Pembangunan fisik gerai dan gudang Kopdes Merah Putih yang secara resmi dimulai melalui peletakan batu pertama di desa Bontomate’ne, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, diproyeksikan menjadi langkah awal dalam penataan ulang rantai pasok produk unggulan desa.

Gudang Kopdes dibuat sebagai tempat penampungan produk-produk unggulan desa, terutama komoditas hasil bumi. Skema kerja yang diterapkan memungkinkan petani menjual gabah mereka langsung ke koperasi, kemudian gabah tersebut akan melewati proses pengeringan, penggilingan, hingga pengolahan lebih lanjut sebelum kemudian dipasarkan ke masyarakat.

Menurut Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Farida Farichah nantinya petani bisa menjual gabahnya dan dibeli Kopdes, lalu dikeringkan, digiling, kemudian dijual lagi ke masyarakat.

“Dampaknya, masyarakat bisa menikmati harga beras yang tidak terlalu mahal dan tidak perlu beli dari luar Sehingga, ketahanan pangan di desa bontomatene ini berdaulat dan mandiri pada saatnya nanti,” papar Wamenkop.

Pentingnya peran gudang Kopdes tidak hanya terbatas pada fungsi penyimpanan. Dengan adanya struktur pergudangan dan gerai untuk Kopdes Merah Putih, produk lokal dapat dikelola secara lebih tertata: mulai dari penyimpanan, pengolahan, sampai distribusi ulang.

Kopdes juga dipersiapkan menjadi pusat offtaker bagi hasil bumi masyarakat, sebuah mekanisme dimana produk desa dikumpulkan, diolah secara kolektif oleh koperasi, kemudian dijual kembali ke masyarakat luas. Dengan skema ini, keuntungan yang diperoleh koperasi di akhir tahun bisa dibagikan kembali kepada anggota koperasi dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU), sehingga manfaat ekonomi langsung dapat dirasakan oleh warga desa.

Selaras dengan komitmen pemerataan pembangunan desa, Kopdes diharapkan tidak hanya menjadi pelaku ekonomi, tetapi juga sebagai motor penggerak kemandirian desa. Melalui fasilitas gudang dan gerai, desa mendapatkan ruang untuk mengolah potensi lokal baik hasil pertanian, perikanan, maupun produk olahan secara kolektif, profesional, dan terintegrasi.

“Keberhasilan kopdes ini dinilai lahir dari potensi lokal dan kemitraan strategis, Sehingga, diharapkan menjadi motor inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.” ujar Menteri Koperasi (Menkop), Ferry Juliantono

Dengan demikian, keberadaan gudang Kopdes bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan representasi transformasi pola ekonomi di desa: dari produksi individu yang rentan, menuju ekonomi kolektif yang lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Melalui sinergi antara petani, koperasi, dan pemerintah, produk unggulan desa memiliki peluang lebih besar untuk diangkat ke pasar yang lebih luas, memberikan nilai tambah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara menyeluruh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini