Hari Integrasi Papua, Perkuat Persatuan Bangsa dan Tolak Provokasi Separatis 

Baca Juga

Oleh: Loa Murib )*

Tanggal 1 Mei menjadi momen penting yang mempertegas bahwa Papua adalah bagian sah dan tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui peristiwa bersejarah 1 Mei 1963 yang dilanjutkan dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969, keutuhan Papua dalam bingkai NKRI memperoleh legitimasi, baik dari rakyat Indonesia maupun dari dunia internasional. Setiap tahun, peringatan Hari Integrasi Papua menjadi kesempatan untuk meneguhkan kembali semangat persatuan dan menolak segala bentuk provokasi separatis yang berusaha merongrong kedaulatan bangsa.

Di berbagai wilayah Papua, termasuk di Fakfak, semangat memperingati Hari Integrasi diwujudkan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta berbagai organisasi masyarakat. Komandan Kodim 1803/Fakfak, Letkol Inf Lukman Permana, bersama Pemuda Panca Marga (PPM) secara aktif mempersiapkan peringatan ini dengan menggelar rapat koordinasi, pemutaran dokumentasi sejarah, serta persiapan Pawai Merah Putih. Langkah ini tidak hanya menjadi sarana penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga bertujuan untuk mengedukasi generasi muda bahwa Papua telah sah dan final menjadi bagian dari Indonesia.

Danrem 182/Jazira Onim, Kolonel Inf Irwan Budiana, menegaskan bahwa peristiwa 1 Mei 1963 adalah keputusan final yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Sejak saat itu, pemerintah secara konsisten membangun Papua untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Komitmen terhadap prinsip Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam harmoni sosial di Papua, di mana masyarakat dari berbagai latar belakang budaya dan agama hidup berdampingan dengan damai. Fakfak, misalnya, dikenal sebagai salah satu contoh terbaik bagaimana kerukunan dan persatuan dapat terus dipelihara di tanah Papua.

Namun, dalam momen-momen bersejarah seperti ini, sering kali muncul upaya provokatif dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang mencoba memanfaatkan situasi untuk menyebarluaskan narasi palsu dan mengganggu stabilitas keamanan. Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menegaskan bahwa narasi separatisme yang dihembuskan OPM harus ditolak secara tegas karena bertentangan dengan semangat nasionalisme dan persatuan bangsa. Gerakan separatis ini hanya mewakili segelintir kelompok yang tidak merepresentasikan aspirasi mayoritas rakyat Papua.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Papua justru menolak upaya separatis dan lebih memilih untuk bersatu membangun daerah mereka bersama pemerintah. Dukungan terhadap NKRI tampak nyata dalam berbagai kegiatan deklarasi kebangsaan, partisipasi aktif dalam pembangunan daerah, serta antusiasme masyarakat dalam mengikuti program-program nasional. Generasi muda Papua kini tampil sebagai motor penggerak perubahan, membuktikan bahwa mereka ingin maju bersama Indonesia melalui jalur pendidikan, ekonomi, dan inovasi.

Pemerintah di bawah berbagai kepemimpinan terus menunjukkan komitmen kuat untuk mempercepat pembangunan Papua. Berbagai program strategis nasional seperti pembangunan jalan Trans Papua, pengembangan kawasan ekonomi khusus, penyediaan fasilitas kesehatan, pembangunan sekolah dan perguruan tinggi, hingga upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat adat, dilakukan untuk mempersempit kesenjangan antarwilayah. Keseriusan ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek politik, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan riil masyarakat Papua.

Dari sisi hukum internasional, integrasi Papua dalam NKRI sudah sah dan tidak dapat diganggu gugat. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969 dilaksanakan dengan keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menghasilkan keputusan mayoritas rakyat Papua yang memilih tetap bergabung dengan Indonesia. Dengan demikian, upaya kelompok separatis yang mempertanyakan keabsahan integrasi Papua bertentangan dengan fakta sejarah dan ketentuan hukum internasional yang berlaku.

Momentum Hari Integrasi Papua juga menjadi kesempatan penting untuk membangun narasi positif di ruang publik. Peran media massa, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, dan pemuda menjadi sangat vital dalam menyebarkan informasi yang benar tentang sejarah Papua. Meningkatkan literasi sejarah kepada generasi muda akan memperkokoh benteng pertahanan ideologis bangsa terhadap upaya disinformasi dan propaganda yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok separatis.

Ke depan, tugas besar seluruh komponen bangsa adalah memastikan bahwa Papua terus berkembang dalam suasana damai, sejahtera, dan penuh persaudaraan. Membangun Papua tidak hanya tugas pemerintah semata, melainkan juga memerlukan keterlibatan aktif masyarakat Papua sendiri, dunia pendidikan, dunia usaha, serta seluruh elemen bangsa Indonesia lainnya. Dengan semangat persatuan, Papua diyakini akan menjadi salah satu pilar penting kemajuan Indonesia ke depan.

Papua adalah Indonesia. Integrasi Papua ke dalam NKRI bukan sekadar hasil keputusan politik, tetapi merupakan bagian dari perjalanan panjang perjuangan bersama untuk membangun bangsa yang bersatu dan berdaulat. Dengan menolak provokasi separatis, memperkuat rasa persatuan, dan mendukung percepatan pembangunan, bangsa Indonesia menunjukkan komitmen nyata dalam merawat Papua sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari Indonesia.

Peringatan Hari Integrasi Papua mengingatkan seluruh bangsa Indonesia bahwa tugas mempertahankan persatuan adalah tugas suci. Papua bukan hanya masa lalu Indonesia, tetapi juga masa depan Indonesia. Dengan kerja keras, sinergi, dan semangat kebangsaan yang tinggi, Papua akan terus tumbuh dan berkembang menjadi tanah damai, tanah harapan, dan tanah masa depan bersama seluruh anak bangsa.

)* Penulis Adalah mahasiswa asal Papua di Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini