Samigaluh Kulon Progo Darurat Stunting, MBG jadi Solusi Perbaikan Gizi

Baca Juga

Mata Indonesia, Kulon Progo – Kasus stunting di Kulon Progo merupakan kasus terbanyak di DIY sejak 2023 lalu. Faktor penyebabnya pun terjadi dengan berbagai alasan, salah satunya edukasi terhadap masyarakat yang masih kurang.

Kapanewon Samigaluh merupakan wilayah dengan jumlah kasus terbanyak di Kulon Progo. Hal ini terus menjadi perhatian Pemkab untuk menekan kasus tersebut.

Kehadiran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sendiri menjadi salah satu solusi yang cukup baik di Samigaluh.

Menukil dari Data Dinas Kesehatan Kulon Progo, angka stunting di wilayah ini mencapai 21,2 persen pada 2023 lalu. Di mana kasus tersebut sempat turun pada 2022 sebesar 15,8 persen.

Artinya kasus stunting di Kulon Progo masih fluktuatif dan perlu konsistensi untuk mempertahankan penurunan kasus stunting.

Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami tak menampik bahwa di tengah penanganannya kasus sempat turun pada Februari 2024 lalu di mana mencapai 9,41 persen.

“Jadi total angka stunting pada bayi di Februari 2024 mencapai 1.854 orang,” ujar Budi dikutip Kamis 17 April 2025.

MBG di Samigaluh

Fokus di Samigaluh sendiri pada 2020, risiko anak stunting mencapai 9,94 persen atau sekitar 2.057 anak.

Jumlah ini termasuk menurun drastis dibanding pada 2017 silam di Samigaluh di mana prevelensi stunting mencapai 36,1 persen.

Banyak upaya yang dilakukan pemerintah, termasuk memberikan edukasi terhadap masyarakat.

Termasuk perguruan tinggi hadir untuk memberikan edukasi mulai dari Poltekkes Yogyakarta hingga Sanata Dharma.

Mengutip penelitian tentang stunting di eprints.poltekkesjogja.ac.id, tingginya angka stunting di Samigaluh terutama di Kulon Progo adalah kurangnya asupan serta pola asuh orang tua ke anak. Dari penelitan tersebut angka yang tercatat mencapai 70,1 persen.

Maka dari itu hadirnya program MBG menjadi salah satu penekan angka stunting yang ada di Samigaluh.

Anggota Komisi VIII DPR RI, My Esti Wijayanti saat kunjungannya beberapa waktu lalu mendorong agar sejumlah fasilitas dan infrastruktur ikut diperbaiki, termasuk dengan pengoptimalan MBG ke masyarakat.

Program MBG yang ditangani di bawah satuan TNI di bawah komando Komandan Kodim 0731/Kulon Progo, Letkol Arh Viki Herwandi telah berjalan sejak 13 Februari 2025 lalu.

Dalam peninjauan program MBG di Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh pada 14 April 2025 lalu oleh jajaran Kodim ke Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra BGN Dapur Mandiri CV Titisari Boga Utama mendapati sebanyak 3.122 siswa terkover program MBG ini.

Rinciannya terdapat 333 siswa PAUD, 229 siswa TK, 1.072 siswa SD/MI, 810 SMP/MTs, 673 siswa SMK.

Sejauh program ini berjalan, Viki menyebutkan semua siswa sudah mendapatkan hak yang sesuai. Kendati begitu masih ada beberapa kendala yag dialami oleh satuan tugas MBG.

Salah satunya, adalah menu yang tidak banyak disukai anak-anak. Termasuk distribusi yang masih terlambat. Kendati begitu, pada pekan kedua MBG berjalan persoalan tersebut dapat ditekan.

Beberapa di antaranya memberikan edukasi terhadap menu bergizi kepada anak-anak dan proses distribusi yang lebih terarah untuk menekan keterlambatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini