Oleh: Ridwan Adiyatma )*
Pemerintah Indonesia semakin serius dalam memberantas peredaran narkoba yang terus menjadi ancaman besar bagi masyarakat. Melalui berbagai operasi nasional, upaya ini tidak hanya fokus pada penindakan hukum terhadap para pelaku, tetapi juga mencakup pencegahan dan pengungkapan jaringan yang lebih luas. Pendekatan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan bebas dari narkotika, sesuai dengan program prioritas nasional.
Salah satu operasi penting dilakukan oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), yang berhasil menangkap dua pria asal Makassar berinisial MNS dan RR. Mereka diduga kuat sebagai kurir narkoba jenis sabu dan ditangkap di Jalan Trans Sulawesi. Barang bukti berupa dua kilogram sabu berhasil diamankan dalam operasi tersebut.
Barang haram ini diketahui diperoleh dari Kabupaten Pinrang berdasarkan arahanseseorang melalui telepon, kemudian rencananya akan dibawa ke Makassar untuk diserahkan kepada pemesan. Kedua tersangka ditangkap di depan kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Barru sebelum dibawa ke Mapolda Sulsel untuk penyelidikan lebih lanjut.
Direktur Reserse Narkoba Polda Sulsel, Kombes Pol Darmawan Affandy, mengungkapkan bahwa pihaknya langsung melakukan pendalaman guna mengungkap jaringan di balik peredaran tersebut. Pendekatan ini bertujuan agar tidak hanya pelaku lapangan yang tertangkap, tetapi juga otak di balik peredaran narkoba.
Darmawan juga menekankan pentingnya pengawasan selama perayaan Natal dan Tahun Baru, ketika risiko masuknya narkoba ke wilayah hukum Polda Sulsel cenderungmeningkat. Dia menyatakan bahwa tindakan tegas seperti ini adalah bagian dari dukungan terhadap program besar pemerintah untuk memberantas narkoba secara menyeluruh.
Komitmen serupa juga terlihat di Kalimantan Timur, Polda kaltim secara aktif memberantas peredaran narkoba di wilayahnya. Direktur Reserse Narkoba PoldaKaltim Kombes Pol Arif Bastari, menyatakan bahwa institusinya memiliki kebijakan nol toleransi terhadap penyalahgunaan narkoba, baik di masyarakat maupun di lingkungan internal kepolisian.
Tidak ada kompromi bagi siapa pun yang terlibat, termasuk anggota Polri yang terbukti melanggar. Arif juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan setiap indikasi peredaran narkoba kepada pihak berwenang. Polda Kaltim siap menindaklanjutilaporan dengan cepat sebagai bentuk kemitraan yang solid antara masyarakat dan kepolisian.
Selain penindakan, Polda Kaltim juga gencar melakukan sosialisasi mengenai bahaya narkoba untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman. Arif menegaskan bahwapendekatan yang menyeluruh, mulai dari penindakan hukum hingga edukasi masyarakat, sangat penting untuk mengurangi dampak destruktif narkoba di wilayahnya.
Di Sumatra Barat, Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar juga melakukan operasi besar-besaran di kawasan Pasar Gaung, Padang. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu titik rawan peredaran narkoba. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumbar, Kombes Pol Nico A Setiawan, memimpin operasi yang melibatkan sekitar 150 personel gabungan dari berbagai satuan, termasuk Sabhara, Brimob, dan Satuan Reserse Narkoba.
Operasi pemberantasan narkoba ini dilakukan setelah adanya laporan maraknya praktik transaksi narkoba di wilayah tersebut. Upaya ini tidak berjalan mulus karena mendapat perlawanan dari oknum masyarakat yang terprovokasi. Namun, kepolisian tetap melanjutkan tugasnya untuk menegakkan hukum dan mengamankan wilayah tersebut dari ancaman narkoba.
Dalam operasi itu, tujuh orang berhasil diamankan, dengan empat di antaranya positif menggunakan narkoba. Polisi juga menemukan berbagai barang bukti, termasuknarkoba jenis sabu, bong bekas pakai, dan senjata tajam.
Nico menyatakan bahwa operasi semacam ini akan terus digencarkan untukmemastikan kawasan Pasar Gaung tidak lagi menjadi pusat peredaran narkoba. Dia juga mengimbau tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membantu pemberantasan narkoba di wilayah tersebut.
Langkah-langkah yang diambil oleh berbagai institusi kepolisian ini menunjukkan pendekatan yang terkoordinasi dan menyeluruh dalam menghadapi masalah narkoba. Pemerintah tidak hanya menargetkan pelaku di lapangan, tetapi juga mengarahkan upaya untuk mengungkap jaringan yang lebih besar, termasuk sindikat internasional. Dalam konteks ini, pengawasan ketat di pelabuhan, perbatasan, dan wilayah-wilayah strategis menjadi sangat penting untuk mencegah masuknya barang haram tersebut.
Pemerintah juga menempatkan pemberantasan narkoba sebagai bagian dari program nasional yang lebih luas, termasuk program Asta Cita yang digagas oleh PresidenPrabowo Subianto. Program ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, penggunaan teknologi untuk melacak peredaran narkoba, dan penguatan peran masyarakat dalam menciptakan ketahanan kolektif terhadap ancaman narkotika.
Dengan pendekatan ini, setiap operasi tidak hanya berfungsi untuk menangkap pelaku, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat mengenai bahaya narkoba.
Keseriusan pemerintah dalam memerangi narkoba terlihat dari tindakan nyata yang dilakukan di berbagai daerah. Operasi penangkapan, pengungkapan jaringan, hingga sosialisasi bahaya narkoba adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.
Pendekatan yang menyeluruh ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak akan mundur dalam menghadapi tantangan pemberantasan narkoba, termasuk perlawanan dari pihak-pihak yang mencoba menghalangi penegakan hukum.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap dapat mengurangi dampak destruktif narkoba terhadap masyarakat dan melindungi generasi mendatang. Penindakan tegas, sinergi antarinstansi, dan edukasi masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan Indonesia yang bebas dari ancaman narkoba. Komitmen ini menunjukkan bahwa upaya pemberantasan narkoba tidak hanya soal menangkap pelaku, tetapi juga memastikan masa depan bangsa yang lebih cerah.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute