Home Headline Swadaya Warga Bersihkan Depo Gembiraloka, Sindir Pemkot Jogja

Swadaya Warga Bersihkan Depo Gembiraloka, Sindir Pemkot Jogja

0
4

Mata Indonesia, Yogyakarta – Para penggerobak sampah di Kelurahan Rejowinangun, Kota Jogja membuktikan kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan dengan mengambil langkah konkret.

Didampingi oleh Antonius Fokki Ardiyanto, seorang aktivis sosial sekaligus mantan anggota DPRD Kota Yogyakarta, mereka bahu-membahu menggalang dana sebesar Rp100 ribu per orang untuk menyewa alat berat eskavator (Bego).

Upaya ini dilakukan untuk membersihkan Depo Sampah Gembiraloka yang selama ini terabaikan oleh Pemerintah Kota Jogja dalam pengelolaan sampah.

Depo Sampah Gembiraloka, yang berada di dekat destinasi wisata populer seperti Kebun Binatang dan Taman Raya Gembira Loka, memiliki posisi strategis. Namun, kondisinya yang penuh tumpukan sampah mengancam citra Yogyakarta sebagai Kota Adipura dan destinasi wisata ramah lingkungan.

Setiap hari, lokasi ini dilewati banyak wisatawan, baik dengan kendaraan pribadi maupun bus, sehingga kebersihannya sangat penting untuk menjaga reputasi kota.

“Kami tidak bisa tinggal diam. Sampah yang menumpuk bukan hanya merusak pemandangan tetapi juga membahayakan kesehatan. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk menjaga kota ini,” ujar Bung Japan, koordinator penggerobak sampah di Depo Gembiraloka, Jumat 20 Desember 2024.

Melalui inisiatif ini, 23 penggerobak sampah berhasil mengumpulkan Rp2.300.000, dana tersebut cukup untuk menyewa alat berat guna membersihkan tumpukan sampah.

Langkah ini mencerminkan solidaritas warga yang mengambil peran dalam mengatasi masalah yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Fokki, yang mendampingi kegiatan ini, menyampaikan kritik tajam kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.

“Apakah pemerintah tidak merasa malu melihat rakyat harus mengeluarkan uang pribadi untuk mengatasi masalah sampah?. Ini menunjukkan buruknya sistem pengelolaan sampah di kota ini. Pemerintah harus segera mengambil langkah nyata,” tegasnya.

Menurut Fokki, aksi ini bukan hanya soal membersihkan sampah, tetapi juga menyuarakan kekecewaan masyarakat terhadap kurangnya perhatian pemerintah terhadap isu lingkungan.

“Sebagai kota budaya dan wisata, Yogyakarta tidak boleh membiarkan masalah ini terus berlanjut,” tambahnya.

Aksi inspiratif para penggerobak sampah ini menjadi pengingat bagi pemerintah untuk segera bertindak. Bung Japan berharap pemerintah segera turun tangan sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengambil tindakan mandiri.

“Masalah sampah memang tanggung jawab kita bersama, tetapi peran utama ada di pemerintah,” ujar dia mengingatkan.

Dengan inisiatif ini, para penggerobak sampah Rejowinangun tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga mengingatkan pentingnya kepedulian kolektif. Namun, satu pertanyaan besar tetap ada: kapan Pemerintah Kota Yogyakarta akan menunjukkan tanggung jawabnya kepada rakyat?.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here