Oleh : Gavin Asadit )*
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 merupakan proses demokrasi dimana masyarakat menentukan pilihan kepada calon pemimpin untuk periode 5 tahun kedepan. Suksesnya pelaksanaan Pilkada menjadi salah satu indikator seberapa kuat komitmen negara terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang sehat. Untuk itu dalam era digital sekaligusmenjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, Pemuda dan seluruh elemen masyarakat memiliki peran aktif dalam mengawal pelaksanaan pesta demokrasi dari berbagai penyebaran hoaks, informasi palsu dan kejahatan siber sehingga Pilkada 2024 dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Wakil Ketua Komisi Informasi (KI) DKI Jakarta, Luqman Hakim Arifin mengatakan bahwa generasi muda menjadi aspek paling utama dalam mengawasi dan mengawal jalannya Pilkada 2024, mengingat pemuda memiliki pemahaman dan melek digital. Sehingga pemuda dapat mengungkap setiap upaya pelaksanaan Pilkada 2023 yang manipulatif dan curang.
Sementara itu, penyelenggaraan Pilkada di Indonesia tidak lepas dari tantangan besar, salah satunya adalah maraknya berita hoaks, informasi yang menyesatkan, serta disinformasi yang dapat merusak integritas proses pemilihan. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa hoaks sering kali digunakan untuk mempengaruhi opini publik selama masa kampanye. Berita palsu ini berpotensi menciptakan polarisasi masyarakat dan menggerus kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Dengan kemajuan teknologi informasi, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi. Sayangnya, platform ini seringkali dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak bertanggung jawab. Hoaks yang tersebar luas dapat menciptakan kegaduhan dan mempengaruhi pilihan pemilih, yang pada akhirnya merugikan kualitas Pilkada itu sendiri. Di sinilah peran pemuda menjadi sangat penting.
Sebagai generasi yang melek teknologi dan informasi, pemuda memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mengawal pelaksanaan Pilkada. Pemuda dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga sebagai pengawas yang aktif, baik dalam hal memastikan pelaksanaan Pilkada berlangsung dengan adil maupun dalam mencegah penyebaran hoaks dan informasi palsu yang dapat merusak integritas Pilkada.
Di sisi lain, dengan melihat berbagai potensi kejahatan siber dan meningkatnya berbagai penyebaran hoaks dan informasi palsu menjelang Pilkada 2024 di dorong oleh banyaknya penggunaan ruang digital. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengatakan bahwa akan semakin meningkatnya kejahatan siber menjelang pelaksanaan Pilkada 2024 mengingat semakin luasnya penggunaan ruang digital untuk melakukan kampanye dan aktivitas politik. Sementara itu, Direktur Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi juga menyampaikan kejahatan siber yang banyak terjadi dalam momen Pilkada 2024 seperti peretasan, pengambilan data, hoaks, penyebaran ujaran kebencian maupun doxing, phising, dan penipuan online.
Dari hal tersebut, pemuda diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengawal dan mengawasi jalannya Pilkada. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah para pemuda agar melek digital dalam mengawal Pilkada 2024 untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan siber sekaligus mengawal pelaksanaan Pilkada 2024 berjalan dengan bersih, transparan, dan adil.
Kehadiran pemuda sebagai pengawas ini juga sangat penting mengingat mereka adalah kelompok yang paling cepat dalam mengakses informasi. Dengan keterampilan digital yang mereka miliki, pemuda bisa mendeteksi dan melaporkan hoaks atau informasi yang menyesatkan. Tidak jarang, hoaks yang menyebar di media sosial berkaitan langsung dengan calon kepala daerah atau kebijakan yang diusung dalam Pilkada. Pemuda dapat melawan penyebaran hoaks ini dengan berbagi informasi yang benar melalui media sosial atau dengan bergabung dalam kampanye untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks.
Lebih lanjut, sejumlah organisasi seperti Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) juga telah menginisiasi berbagai program untuk mendorong partisipasi aktif pemuda dalam Pilkada. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan tentang bagaimana menjadi pemantau Pilkada yang efektif, serta bagaimana pemuda dapat berkontribusi dalam memastikan Pilkada berlangsung dengan jujur dan adil.
Selain itu, kampanye digital yang melibatkan pemuda juga dapat dilakukan dengan menggandeng influencer atau tokoh muda yang memiliki pengaruh di media sosial. Mereka dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang benar, serta mengingatkan para pemilih muda untuk tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan informasi yang salah.
Pilkada 2024 menjadi sebuah momentum yang sangat penting bagi demokrasi Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menjaganya dengan sebaik-baiknya. Pemuda sebagai generasi yang melek teknologi memiliki peran yang sangat besar dalam mengawal pelaksanaan Pilkada. Dengan edukasi digital yang tepat, pemuda tidak hanya bisa menjadi pemilih yang cerdas, tetapi juga pengawas yang aktif dalam memastikan Pilkada berjalan dengan transparansi, keadilan, dan integritas.
Sebagai bagian dari masyarakat, pemuda memiliki tanggung jawab untuk menjaga proses demokrasi yang sehat. Dengan partisipasi aktif dan pengawasan yang ketat, mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas Pilkada, serta memastikan bahwa hasil Pilkada benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. Dengan semangat dan kesadaran tinggi, pemuda dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi Indonesia.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan