Gerakan Peduli Palestina Akan Kembali Digelar di Yogyakarta, Simak Lokasi dan Agendanya

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) berencana akan turun aksi peduli Palestina kembali pada 13 Oktober 2024 pagi hari di Kawasan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta.

Namun sebelum melakukan aksi solidaritas sebagian peserta akan mengikuti Kajian Subuh Akbar bersama di Masjid Jogokariyan Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan Nur Aisyah Haifani selaku Ketua Persaudaraan Mak-Mak Indonesia (PMMI) DIY) yang biasa disapa dengan ¨Mak Ais¨, (Sabtu, 5/10/2024).

Aksi yang kesekian kalinya ini juga dalam rangka memperingati satu tahun gerakan peduli Palestina di Yogyakarta.

¨Dalam aksi solidaritas bersama ini bertema, Satu Tahun Menyala Palestinaku karena upaya kepedulian berbagai ormas sudah sejak dari tahun 2023. Aksi peduli Palestina ini terbuka bagi siapa saja yang memang memiliki rasa solidaritas sama terhadap masyarakat Palestina.

Rencananya dalam aksi tersebut para santri dari Pondok Pesantren Hidayatullah Yogya yang berjumlah sekitar 300 orang juga turut serta, mereka akan mulai jalan dari Parkiran Abu Bakar Ali kemudian menuju Titik Nol Kilometer.” ungkap Ketua PMMI DIY.

Pihaknya juga menyampaikan dalam aksi kemanusiaan tersebut ingin mengingatkan seluruh umat manusia tidak hanya umat muslim bahwa masih terjadi genosida dan invasi dari Israel ke Palestina yang didalamnya tidak hanya umat muslim yang menjadi korban tetapi masyarakat non muslim juga banyak.

Selama ini berbagai komunitas dan ormas yang tergabung dalam FUI terus melakukan pembukaan donasi termasuk pada saat aksi untuk membantu masyarakat Palestina.

¨Kita terus berusaha baik aksi, open donasi dan terus mendoakan, semoga ada keajaiban untuk masyarakat Palestina agar bisa tetap bertahan dan perang segera selesai¨, kata Mak Ais.

Sementara itu, gerakan mengkampanyekan boikot produk-produk yang mendukung finansial Israel tetap dilakukan.

¨Dampak dari kampanye boikot tidak menggunakan produk yang mendukung Israel adalah omset perusahaan tersebut menurun. Hal tersebut dilakukan agar tidak mengirimkan dukungan finansial lagi ke Israel dan tidak bertujuan untuk mematikan usahanya¨, tegas Nur Aisyah Haifani.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Masif di Papua Terbukti Sejahterakan Masyarakat

Oleh : Roy Andarek*) Pembangunan infrastruktur merupakan elemen krusial dalam menggerakkan roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini