Mata Indonesia, Gunung Kidul – Kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul dan Sleman diantisipasi lebih cepat oleh Pemkot Jogja. Meski Kementan sudah menggerakkan jajarannya termasuk Pemkab Gunungkidul untuk memvaksinasi hewan ternak warga, antisipasi oleh pemerintah wilayah lain juga harus dilakukan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sejumlah antisipasi agar pendistribusian daging sapi terbebas antraks.
“Pemkot kan punya regulasinya sendiri. Daging sapi yang datang dari luar kota pasti masuk selter. Sebelum didistribusi mereka dimasukkan ke selter, lalu dilakukan pengecekan, nantinya dapat surat keterangan,” ujar Singgih, Jumat 29 Maret 2024.
Hampir semua daging, termasuk daging sapi yang beredar di Kota Jogja, berasal dari luar daerah. Pihaknya tentu lebih berhati-hati di tengah sebaran antraks beberapa hari belakangan.
Singgih tak menampik bahwa di Bulan Ramadan ini, permintaan daging dan hewan ternak akan meningkat. Sehingga antisipasi kelayakan daging juga menjadi prioritasnya.
“Tentu kita pastikan keamanannya, karena permintaan dari masyarakat juga meningkat nantinya,” sebut dia.
Hingga kini, Pemkot Jogja memastikan distribusi daging di Kota Jogja terbebas antraks.
Terpisah, Kabid Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja, Sri Panggarti mengatakan bahwa pencegahan daging tertular antraks menjadi pengetatannya saat ini.
Sebelum hewan dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), pihaknya akan mengecek betul kondisi kesehatan dengan membawa surat keterangan sehat.
“Jadi perlu kami periksa ulang di pos herkeuring. Yang lepas tidak periksa, ini yang kita lakukan pengawasan. Kalau sampling itu kita ambil yang di pasar, tapi memang tak setiap hari kita periksa (di pasar),” ujar dia.