Mata Indonesia, Bantul – Pemkab Bantul masih berupaya mengurangi sampah yang dikirim ke TPST Piyungan. Upaya pun dilakukan salah satunya dengan membangun TPA Modalan yang ada di Banguntapan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ari Budi Nugroho mengatakan Pemkab menargetkan pengurangan volume sampah 80 ton per hari. Saat ini Bantul sendiri memproduksi sampah mencapai 180 ton per hari.
Upaya seperti pembangunan TPA Modalan Banguntapan sudah dimulai, di sisi lain pemberdayaan kelompok warga dalam pengelolaan sampah juga sudah digerakkan.
“Mengubah kebiasaan warga memang tak mudah. Selain itu dibutuhkan juga waktu lama. Tapi kita harus lakukan termasuk membuat titik TPA seperti di Modalan, Banguntapan nanti,” katanya.
Koordinator Banyakan Bergerak, Herwin Arvianto menyebutkan bahwa Pemkab Bantul perlu mengkaji lagi rencana tersebut. Pasalnya ia menilai hal tersebut bukan solusi.
“Semakin tidak setuju lagi dengan pembuatan sel-sel TPA baru. Sangat bukan solusi,” ujar Herwin dihubungi, Sabtu 24 Juni 2023.
Ia beranggapan dengan rencana pembangunan TPA Modalan, hal itu seperti gali lubang tutup lubang. Pasalnya potensi munculnya kasus seperti di TPST Piyungan akan semakin banyak.
“Harusnya yang lama diperbaiki secara tata kelola dan buatkan peraturan tentang sampah yang memang benar-benar ditegakkan. Pemerintah hadir di dalam masyarakat, masyarakat difasilitasi, bukan malah gali lubang tutup lubang,” katanya.
Ia mengapresiasi bahwa program atau rencana Pemkab memang sudah diupayakan. Tetapi pengawalan itu yang harus dijaga betul.
“Yang terpenting itu, pemerintah hadir langsung dan nyata di tengah masyarakat. Termasuk juga memfasilitasi untuk pengurangan sampah. Kalau cuma sekedar progam atau aturan tapi tidak dibarengi tata kelola yang baik dan masyarakat tidak difasilitasi ya percuma,” sergahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kuncoro Cahyo Aji mengungkapkan bahwa jumlah sampah yang dikirimm ke TPST Piyungan baik dari Jogja, Sleman, dan Bantul mencapai 850 ton per hari.
Ia menyebutkan jika tidak dibatasi, maka sampah akan membludak. Selain itu DIY belum memiliki teknologi pengolahan sampah.
“Setelah Covid-19 selesai di (TPST) Piyungan masuk 850 ton sampah per hari. Sementara nanti akan kita batasi 600 ton per hari. Sehingga ada 250 ton yang harus dikelola di hulu,” kata dia.