Peringatan Dini Dikeluarkan BMKG untuk DIY, Kekeringan akan Terjadi di Wilayah Ini

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tentang kekeringan meteorologis yang mengancam wilayah DIY, dengan status waspada.

Langkah ini didasarkan pada hasil pemantauan curah hujan oleh BMKG hingga Selasa, 13 Juni 2023.

“Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa wilayah DIY telah memiliki potensi kekeringan meteorologis yang perlu diwaspadai,” tulis BMKG dalam rilis yang diterima, Sabtu.

Menurut BMKG, status waspada ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut telah mengalami periode tanpa hujan (HTH) selama lebih dari 21 hari dan diproyeksikan akan memiliki curah hujan rendah, yaitu kurang dari 20 mm per dasarian, dengan peluang terjadinya melebihi 70 persen.

Wilayah yang terkena peringatan dini kekeringan dengan status waspada meliputi Kabupaten Sleman (Prambanan), Kulonprogo (Sentolo), Bantul (Sedayu, Pandak, Imogiri), dan Gunungkidul (Patuk, Playen, Wonosari, Nglipar).

Menurut BMKG, peringatan dini kekeringan meteorologis terjadi ketika curah hujan secara signifikan lebih rendah dari kondisi normalnya, dalam jangka waktu yang lama, seperti dalam kurun waktu bulanan, dua bulanan, dan seterusnya.

BMKG mengajak masyarakat dan pemerintah daerah setempat yang berada di wilayah peringatan dini ini untuk mengantisipasi dampak dari kekeringan meteorologis ini.

Selain berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, antisipasi juga harus dilakukan di wilayah yang mengalami penurunan ketersediaan air tanah (kelangkaan air bersih), serta meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini