MATA INDONESIA, JAKARTA-Akhir tahun ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menargetkan untuk memulai uji coba teknologi sistem transaksi tol non tunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLLF).
“Kita harapkan teknologi ini bisa mulai dilakukan uji coba pada akhir tahun ini,” ujar Kepala Sub Bidang Operasi dan Pemeliharaan I BPJT Kementerian PUPR Galuh Permana Waluyo.
Galuh juga menambahkan bahwa Kementerian PUPR akan melakukan sejumlah uji coba, sebelum akhirnya akan meluncurkan teknologi tersebut kepada masyarakat untuk digunakan transaksinya.
Teknologi MLFF merupakan teknologi yang memungkinkan pengguna jalan tol melakukan proses pembayaran tol tanpa berhenti.
MLFF menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dan memungkinkan pengguna tol melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone.
Manfaat penerapan teknologi MLFF, antara lain dapat menghilangkan kemacetan di gerbang tol karena tidak terjadi antrean kendaraan, mengurangi polusi dan emisi karbon.
Kemudian mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka opsi seluruh instrumen pembayaran, serta efisiensi biaya operasional pengumpulan tol oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan jaminan BUJT tetap menerima 100 persen pendapatan tol.
BPJT Kementerian PUPR mengungkapkan bahwa Bank Dunia mencatat ada kerugian sekitar 4 miliar dolar AS per tahun akibat kemacetan atau jika terjadi kemacetan di jalan tol kerugian tercatat sekitar 300 juta dolar AS.
“Hal ini tentunya berpengaruh pada produktifitas di Indonesia karena banyak hal-hal yang terhambat,” kata Galuh.