MATA INDONESIA, KOLOMBO – Masyarakat Sri Lanka semakin menderita belakangan ini karena pemerintahnya tidak mampu lagi membayar sewa kapal tanker untuk mengangkut bahan bakar minyak sejak Mei.
Akibatnya terjadi kelangkaan BBM yang parah di seluruh negeri dan mobil antre sepanjang 500 meteran menjadi pemandangan biasa beberapa belakangan ini.
Bahkan Sri Lanka tidak memiliki cukup uang tunai selama berbulan-bulan untuk membayar makanan, obat-obatan, listrik, dan kebutuhan pokok lainnya.
Kondisi itu diperparah dengan inflasi Juni 2022 ini mencapai 54,6 persen.
Sementara BBC melaporkan saat bahan bakar minyak di Sri Lanka sudah menyentuh cadangannya, pemerintah pun mulai membatasi penjualan bbm sejak rabu kemarin
BBM di negeri itu saat ini hanya untuk usaha transportasi seperti bus, kereta api, serta transportasi medis dan makanan.
Penjatahan seperti itu kan berlangsung hingga dua minggu mendatang.
Pemerintah berjanji memulihkan pasokan BBM pada 10 Juli 2022.
Kondisi tersebut memaksa setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hanya menjatah untuk 150 kendaraan.
Namun, seperti dilapor insider, mereka tetap tidak kunjung mendapat BBM meskipun sudah dua hari mengantre.
Parahnya, jumlah antrean setiap hari bertambah sehingga lebih dari 150 pengantre bahkan bisa lebih dari 300 antrean di satu SPBU.
Sementara SPBU yang kosong BBM itu dijaga tentara bersenjata lengkap.
Masyarakat Sri Lanka sudah tidak percaya lagi kepada Pemerintahan Gotabaya Rajapaksa karena dianggap tidak cakap mengelola negara.
Maka selain antrean kendaraan menjelang SPBU, keseharian negara pulau itu juga diwarnai unjuk rasa melampiaskan kemarahan kepada pemerintah.