Keren! Kemenag Berencana Terjemahkan Alquran ke Bahasa Gayo

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Agama (Kemenag) bakal melakukan penerjemahan Alquran ke dalam bahasa Gayo. Rencananya penerjemahan nantinya melibatkan kerja sama antara Pusat Litbang, Lekstur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang Kemenag dengan IAIN Takengon, Aceh Tengah.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar menyambut baik rencana Kemenag yang akan menerbitkan terjemahan Alquran dalam Bahasa Gayo. Menurutnya, ini merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan bagi seluruh masyarakat Gayo.

“Kami masyarakat Gayo di Aceh Tengah, merasa bangga dan mendapat kehormatan dengan rencana Kementerian Agama menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Gayo,” katanya.

Dia berharap, dampak penerjemahan Alquran ke dalam Bahasa Gayo nantinya semakin membuat daerah dataran tinggi di Aceh itu semakin dikenal masyarakat luas, sehingga berdampak terhadap potensi lainnya yang ada di Aceh Tengah.

Kepala Pusat Litbang, Lekstur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang Kemenag Arskal Salim mengatakan, bahasa yang ada di Indonesia sangatlah beragam.

Karenanya, Kemenag RI ingin agar Alquran sebagai sumber dari ilmu pengetahuan dapat diakses oleh para penutur bahasa di daerah.

“Penerjemahan ini bertujuan untuk mencoba menghidupkan kembali bahasa daerah, menjadikannya bahasa pengetahuan, karena Alquran adalah sumber pengetahuan, sekaligus mencegah bahasa daerah dari kepunahan,” kata Arskal.

Dia menyebut, saat ini Kementerian Agama sudah menerjemahkan Alquran ke dalam 28 bahasa daerah di nusantara.

“Dalam waktu dekat, masyarakat Aceh Tengah juga dapat memiliki terjemahan Alquran dalam Bahasa Gayo, sebagai bahasa mayoritas dari suku yang mendiami wilayah tengah Aceh,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini