MATA INDONESIA, JAKARTA – Kinerja ekspor dan impor Indonesia di April 2022 menunjukkan kondisi yang lebih positif dari bulan dan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Nilai ekspor Indonesia pada April 2022 tercatat sebesar USD 27,32 miliar, lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Serta tumbuh sebesar 47,76 persen (year on year/yoy).
”Ini bukti nyata perbaikan struktur ekonomi yang fundamental. Pemerintah akan terus berupaya agar perbaikan ini berkesinambungan,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Febrio Kacaribu.
Sementara itu, impor Indonesia pada April 2022 tercatat tetap kuat. Meski sedikit melambat dari bulan sebelumnya pada USD19,76 miliar. Atau tumbuh sebesar 21,97 persen (yoy). Secara tahunan, impor migas dan nonmigas masih tumbuh pesat sebesar 88,48 persen (yoy) dan 12,47 persen (yoy).
Sedangkan berdasarkan penggunaannya, pada April 2022, impor bahan baku atau penolong, barang modal, dan barang konsumsi masih tumbuh positif dan kuat sebesar 25,51 persen (yoy), 15,16 persen (yoy), dan 4,21 persen (yoy).
“Peningkatan nilai impor ini karena meningkatnya impor barang konsumsi. Yang mengindikasikan daya beli masyarakat yang semakin membaik,” kata Febrio.
Febrio menjelaskan, potensi penguatan nilai ekspor masih akan terus tinggi. Seiring tren positif harga komoditas di pasar global yang masih berlanjut ke depannya. Hal ini juga karena pertumbuhan ekspor nonmigas yang konsisten kuat yakni 47,7 persen (yoy). Sedangkan ekspor migas tumbuh 48,92 persen (yoy).
“Dengan menguatnya ekspor dapat terus menopang surplus neraca perdagangan. Sehingga terus memberikan dampak positif bagi aktivitas sektor riil. Likuiditas yang meningkat dari aktivitas ekspor memberikan dampak positif bagi aktivitas konsumsi dan investasi domestik. Sehingga dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi,” kata Febrio.
Kualitas ekspor Indonesia yang terlihat semakin baik dari pertumbuhan yang konsisten dari sektor manufaktur. Menyumbang pertumbuhan 30 persen, yaitu 27,29 persen (yoy).
“Sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dalam perekonomian. Terutama dari sisi penciptaan lapangan kerja. Perbaikan sektor ini terpantau sejalan dengan penyerapan tenaga kerja pada Februari 2022,” ujar Febrio.
Dengan kinerja ekspor dan impor yang semakin membaik per April 2022 ini membuat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan senilai USD7,56 miliar. “Ini merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah. Mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat USD 5,74 miliar,” ujar Febrio.
Surplus neraca perdagangan yang tinggi akan berdampak semakin positif bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal II-2022. Selain itu, hal ini juga turut menopang stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan risiko global sehingga menjadi bantalan stabilitas ekonomi Indonesia.
“Perbandingan dengan 2021, maka arah penguatan 2022 jauh lebih baik. Kondisi surplus neraca perdagangan yang lebih besar, serta pandemi yang semakin mengarah ke endemi,” kata Febrio.